|
Fashion Involvement |
Fashion (mode) adalah proses difusi sosial dimana beberapa kelompok konsumen menggunakan gaya baru. Fashion sering disamakan dengan pakaian, namun sebenarnya pengaruh dari proses fashion mencakup semua jenis dari fenomena budaya, termasuk seni, musik, arsitektur bahkan ilmu pengetahuan (Solomon, 2013:14).
Involvement (keterlibatan) bagian dari motivasi yang disebabkan oleh persepsi ketertarikan konsumen pada produk, brand atau iklan. Fashion involvement merupakan keterlibatan seorang individu dengan sejumlah konsep yang berkaitan dengan fashion, kesadaran, pengetahuan minat dan reaksi (Pentecost and Andrews, 2010). Konsumen yang memiliki keterlibatan pada produk pakaian tinggi berbeda dengan konsumen yang tidak memiliki keterlibatan (Hourigan and Bougoure, 2012).
Hal tersebut berarti bahwa keterlibatan konsumen terhadap produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Karhe and Rakesh (2010) menjelaskan bahwa pembeli yang memiliki keterlibatan tinggi pada fashion akan membuat keputusan pembelian impulsif lebih tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa fashion involvement sama halnya dengan ketertarikan pada produk fashion. Fashion involvement dapat didefinisikan berdasarkan kumpulan pengaruh keragaman dari aktifitas perilaku yang menganggap bahwa fashion adalah hal yang penting.
Kecenderungan Hedonic Consumption
Menurut Yuana (2010:51) hedonisme adalah filsafat yang menyatakan bahwa kenikmatan adalah hal yang paling utama, paling penting untuk dikejar atau diperjuangkan. Mowen and Minor menjelaskan istilah hedonis sendiri merujuk pada kebutuhan konsumen untuk menggunakan barang atau jasa dalam menciptakan fantasi, sensasi dan memperoleh dorongan emosional (Widjaja, 2009:47).
Baru-baru ini hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi hedonik dengan uang dan waktu yang dihabiskan dalam konsumsi hedonik. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen yang berorientasi hedonik memiliki frekuensi keterlibatan yang lebih tinggi pada konsumsi hedonik dan harus mengeluarkan banyak uang pada kegiatan tersebut (Frigan, 2007:85).
Hedonic consumption ditandai dengan segi perilaku pembelian yang berhubungan dengan gambaran panca indra (rasa, suara, aroma, dan image visual), fantasi, aspekemotifdari pengalaman seseorang terhadap produk dan aspek emosional (Hirschman and Holbrook, 1982). Hedonic consumption berusaha mengeksplorasi kesenangan dan bagaimana konsumen berusaha mengejar sebuah kesenangan (Alba and Williams, 2012).
Tauber (1972) menjelaskan bahwa belanja tidak hanya sebagai suatu kegiatan untuk melakukan pembelian, tetapi juga suatu kegiatan untuk menghabiskan waktu dengan teman, mengikuti trend baru ataupun bertujuan untuk mendapatkan diskon (Gultekin and Ozer, 2012).
Perilaku untuk membeli barang-barang fashion secara impulsif dimotivasi oleh versi yang baru dari fashion, merek barang yang mahal yang dapat mendorong konsumen untuk mendapat pengalaman secara hedonis (Goldsmith and Emmert, 1991 dalam Park et al., 2006).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Fashion Involvement dan Kecenderungan Hedonic Consumption "
Post a Comment