Menurut Wirawan (2009: 5) dalam buku Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: “Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau
suatu profesi dalam waktu tertentu”.
Selanjutnya, Mahsun (2012: 25) mengemukakan bahwa: “Kinerja atau perfomance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan /program /kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi”.
Konsep utama dari kinerja yaitu sebagai kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun organisasi. Kinerja dapat diukur baik secara individu, kelompok maupun organisasi. Baik atau tidaknya suatu kinerja dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas pencapaian tugasnya.
Penilaian aspek kualitas mengacu pada beban kerja yang diterima, sedangkan kualitas kerja dapat dilihat dari rapi atau tidaknya pekerjaan yang telah dilaksanakan.
John Miner (1988) dalam Sudarmanto (2009: 11) mengemukakan 4 (empat) dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja individu, yaitu:
- Kualitas, yaitu: tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan
- Kuantitas, yaitu: jumlah pekerjaan yang dihasilkan
- Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu: tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu efektif atau jam kerja hilang
- Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja
Robbins (2006: 260) mengemukakan kualitas kerja dapat diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.Sedangkan kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
Peneliti menggunakan teori Robbins (2006: 260) yang mengemukakan 6 (enam) indikator untuk mengukur kinerja pegawai secara individu, yaitu:
- Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.
- Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
- Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimakan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
- Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
- Kemandirian merupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya.
- Komitmen kerja merupakan sebagai suatu keadaan di mana seorang individu memihak organisasi serta tujuan- tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.
PUSTAKA
- Mahsun, Mohamad. 2016. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta
- Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT.Indeks
- Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Penerbit Salemba Empat: Jakarta
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "4 Dimensi dan 6 Indikator untuk Mengukur Kinerja Pegawai Secara Individu"
Post a Comment