Perkembangan jaman akan mempengaruhi perilaku manusia sehingga menghadirkan sebuah gaya hidup. Gaya hidup tersebut menjadi sesuatu yang bergerak sehingga mengalami perkembangan dan dapat berubah seiring perkembangan jaman. Perkembangan yang dimaksud adalah dengan menyesuaikan gaya berpakaian, model rambut, gadget, tempat hangout terbaru seperti coffee shop atau cafe, dan lain sebagainya. Tren tersebut tidak hanya berlaku untuk kaum wanita, namun juga pada kaum pria (Kartajaya, 2006).
Definisi metroseksual pertama kali dicetuskan oleh Mark Simpson di Majalah Salon edisi Juli 2002. Pria metroseksual adalah sosok dengan penampilan yang terawat meniru dari penampilan gaya dandan pria di media massa. Pria metroseksual bukanlah pria yang hanya berdandan dalam penampilan namun juga tipe-tipe pria yang memiliki uang banyak, dengan pola hidup kota-kota metropolitan yang menyediakan segala hal yang terbaik seperti klub, spa, salon, butik, penata rambut, restoran, dan toko (Handoko, 2004).
Perawatan wajah dan tubuh sudah tidak menjadi hal yang tabu untuk kaum pria jaman sekarang karena penampilan adalah salah satu hal penting yang menjadi perhatian banyak pria, bukan hanya karena keinginan mereka untuk tampil menawan dan percaya diri di depan kaum perempuan tetapi juga tuntutan dari pekerjaan yang mereka jalani. Banyaknya wanita yang bekerja membuat para pria berusaha untuk tampil seimbang dengan penampilan wanita yang secara alami terlihat rapi dan terawat (Swistinawati, 2009).
Pada masa-masa awal dewasa awal merupakan masa yang menunjukkan perubahan-perubahan dalam penampilan, minat, sikap dan perilaku yang karena tekanan-tekanan lingkungan tertentu akan menimbulkan masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi oleh orang dewasa, namun perubahan tersebut akan dibawa sepanjang hidup (Hurlock, 2002).
Simpson (dalam Adlin, 2006) mendefinisikan metroseksual yaitu pria yang memiliki rasionalitas sendiri yaitu sifat narsistik yang tinggi sehingga selalu memperhatikan penampilannya dan memiliki gaya hidup metropolitan serta dapat ditemui di kota-kota metropolitan atau wilayah urban.
Sedangkan Sumardi (dalam Kurniawan, 2009) berpandangan bahwa pria metroseksual merupakan pria yang selalu mengikuti perkembangan fashion dan selalu menginginkan produkproduk terbaru serta tergolong liberal dan senang bersosialisasi. Meskipun tergolong pria yang sangat memanjakan dirinya, pria metroseksual termasuk pria yang menghormati persamaan gender.
Gaya hidup metroseksual merupakan salah satu akibat dari pengaruh lingkungan. Adanya keinginan untuk mengutamakan penampilan bagi konsumen pria mendatangkan adanya kelompok gaya hidup metroseksual. Kunto dan Khoe (2007) menyatakan bahwa adanya perkembangan jaman membuat tuntutan untuk memiliki penampilan yang menarik tidak hanya didominasi oleh kaum wanita saja, tetapi juga pria. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan baru yang dimiliki oleh kaum pria untuk menunjang penampilan.
Pria dengan gaya hidup metroseksual juga menggunakan jasa yang umumnya digunakan kaum wanita untuk menunjang penampilan seperti: jasa salon untuk merawat rambut, wajah, kulit, dan bagian tubuh lainnya. Perilaku pria dengan gaya hidup metroseksual umumnya mengikuti tren penampilan yang terbaru (Khoo dan Karan, 2007).
Upaya untuk mengikuti tren yang terbaru dalam penampilan menjadi budaya bagi pria dengan gaya hidup metroseksual. Pria dengan gaya hidup metroseksual memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga memiliki daya beli akan produk penunjang penampilan. Pendapatan yang tinggi membuat pria dengan gaya hidup metroseksual memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ada kelebihan yang dapat digunakan dalam rangka membiayai penampilan. Keinginan selalu mengikuti tren yang terbaru membuat pria dengan gaya hidup metroseksual umumnya memiliki perhatian terhadap tokoh atau selibritis tertentu untuk menjadi contoh penampilan (Petova, 2012).
Pakaian yang dikenakan membuat pernyataan tentang busana yang digunakan. Individu yang bertemu dan berinteraksi akan menafsirkan penampilan seperti membuat suatu pesan. Fungsi komunikasi dari pakaian yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam suasana formal maupun informal (Barnard, 2011).
Pakaian menampilkan berbagai fungsi, antara lain sebagai bentuk komunikasi, pakaian bisa menyampaikan pesan yang bersifat nonverbal, melindungi dari cuaca buruk atau dalam olahraga tertentu dari kemungkinan cedera juga mambantu menyembunyikan bagian-bagian tertentu dari tubuh dan pakaian memiliki suatu fungsi kesopanan (modesty function).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Memahami makna menjadi pria metroseksual"
Post a Comment