1.
Alegori
Alegori
merupakan suatu gaya bahasa perluasan yang menggunakan perbandingan berupa
cerita singkat, yang mengandung kiasan-kiasan.
Contoh :
Si pincang dan
Si keras kepala menangis terisak-isak di sudut kamarnya karena kematian kedua
orang tua mereka akibat tertabrak mobil tadi pagi. Keduanya memang benar-benar
tertimpa sial hari ini. Tidak hanya kematian kedua orang tuanya yang telah
menimpa mereka berdua, tetapi sebagai lintah darat yang suka memeras rakyat
kecil, hari ini mereka berdua terkena batunya. Hasil uang perasan mereka pada
hari ini ludes terbakar karena kecerobohan si pincang menaruh bensin di dekat
tangki sepeda motornya yang bocor.
2.
Aleterasi
Aleterasi
adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan perulangan bunyi konsonan yang sama.
Contoh:
- Keras hati, keras kepala, sekaligus keras adat
- Keras-keras kerak kena air lembut juga.
3.
Alusi
Alusi
adalah gaya bahasa berupa penyugestian sesuatu, baik keadaan, tempat, ataupun
suatu peristiwa sebagai suatu referensi umum
Contoh:
- Pulau Bali, karena keindahan alamnya mengagumkan disebut dengan
“Bali adalah pulau dewata”.
- Karena udaranya yang sejuk dan nyaman, orang menyebut Bandung
sebagai “Bandung Paris Van Java”.
4.
Anadilopsis
Anadilopsis
adalah gaya bahasa yang selalu menjadikan kata terakhir atau frasa terakhir
dalam suatu kalimat atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh :
- Dalam laut ada tiram, dalam tiram ada mutiaranya
dalam tiram, ah
tidak ada apa-apa
- Dalam baju ada saku
dalam hati, ah
tak apa jua yang ada
5.
Anafora
Anafora
adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan kata pertama dari kalimat pertama
menjadi dalam kalimat berikutnya.
Contoh
:
a.
Sumpah Pemuda pada tahun 1928
merupakan awal kebangkitan persatuan dan kesatuan bangsa. Sumpah Pemuda pada
tahun 1928 itu benar-benar merupakan suatu momen sejarah bangsa kita yang harus
selalu dan wajib kita kenang dan ambil hikmah serta harus kita jadikan sebagai
dasar semangat pembangunan bangsa kita sampai kapan pun.
b.
Hak asasi manusia merupakan hal
mutlak yang wajib kita junjung tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Hak
asasi manusia itulah yang sekarang menjadi topik utama dunia internasional
6.
Anastrof
Anastrof
merupakan gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan cara membalikkan susunan
kata yang biasa dalam sebuah kalimat.
Contoh:
- Malulah aku akibat ulahnya yang suka mencuri itu
- Setan dia, dengan kekuatannya yang sangat luar biasa, dia mampu
mengangkat batu gunung yang besar itu.
7.
Apostrof
Apostrof
ialah suatu gaya bahasa berupa pengalihan amanat dari sesuatu yang tidak ada.
Contoh
:
- Hai Penguasa Tangkuban Perahu, datanglah, tolonglah cucumu ini
untuk melawan si bedebah itu.
- Hai Dewi Sri, berilah panen sawah kami agar melimpah
8.
Asonansi
Asonansi
merupakan gaya bahasa berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh
:
- Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu.
- Mengapa wajahmu haru biru begitu?
9.
Asosiasi
Asosiasi
adalah suatu gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan sesuatu dengan
keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh :
- Wajahnya pucat pasi bagaikan bulan kesiangan
- Bibirnya merah bagai buah delima
10.
Antitesis
Antitesis
adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan atau maksud yang bertentangan dengan
cara menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
Contoh
:
a.
Kaya-miskin, tua-muda,
suami-istri semuanya berkumpul di lapangan mendengarkan pidato Pak Harto.
b.
Dulu Ali adalah seorang pemuda
yang sangat pemalu, tetapi mengapa sekarang berubah menjadi pemuda yang begitu
lincah?
11.
Apofasis
Apofasis
adalah gaya bahasa yang digunakan seseorang untuk menegaskan sesuatu, namun
tampaknya menyangkal.
Contoh
:
a.
Kalau bukan karena terlampau
banyak utang budiku padanya, sudah kebeberkan segala keburukannya di dalam
rapat kita tadi.
b.
Sebenarnya aku tahu persis
bahwa dialah yang mencuri barang-barang milik perusahaan kita, tetapi mengingat
dia adalah atasanku, maka aku tetap tutup mulut pada kalian semua.
12.
Asindenton
Asindenton
adalah gaya bahasa yang berupa referensi atau acuan yang bersifat padat, di
mana kata-kata atau frasa-frasa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata
sambung sebagai penghubungnya.
Contoh:
- Perasaannya remuk, hatinya hancur, pikirannya linglung,
semangat hidupnya lenyap saat mendengar kabar tentang istrinya yang telah
menyeleweng dengan laki-laki lain.
- Kalau kau ingin kaya, kau harus hemat, pandai-pandai
menggunakan uang, ulet, bekerja keras, jangan tidur terus begitu!
13.
Antiklimaks
Antiklimaks
adalah gaya bahasa yang mengurutkan gagasan dari hal yang terpenting hingga hal
yang tidak begitu penting.
Contoh
:
a.
Sepuluh tahun yang lalu, ketika
aku mampir ke Jakarta, Dia berkata pada puncak kejayaannya, dia memiliki 30
perusahaan dengan kekayaan melimpah, dan jumlah pegawai yang tak kurang dari
3.000 orang. Ketika aku mampir ke Jakarta lima tahun kemudian, perusahaannya
mulai mengecil. Anak perusahaannya tinggal 10 buah, dngan jumlah pegawai kurang
lebih 1.000 orang. Dan sekarang, ya Tuhan, semuanya telah berubah total.
Perusahaannya yang luar biasa besarnya itu telah lenyap. Jangankan mempunyai
pegawai, dia sendiri saja sekarang telah berubah menjadi pedagang eceran.
b.
Ditingkat satu, semangat
belajarnya luar biasa. Hampir tidak ada waku dan kesempatan luangnya tanpa
diisi membaca buku dan belajar. Namun, mulai tingkat tiga, semangat belajarnya
mulai menurun. Dan sekarang ditingkat lima, kerjanya hanya tidur melulu.
14.
Antifrasis
Antifrasis
adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang bermakna kebalikannya dan
bernada ironis.
Contoh
:
a.
Ya, kau memang orang kaya yang
paling dermawan di kampung ini. (Maksudnya, orang kaya yang sangat pelit)
b.
Kau memang nabi, aku bajingan!
(Padahal dialah yang bajingan)
15.
Antisipasi
Antisipasi
adalah suatu gaya bahasa propelis, yaitu gaya bahasa yang selalu mendahulukan
keterangan atau penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya belum terjadi.
a.
Dua jam sebelum mobil itu melenyapkan
nyawanya, dia masih sempat menghadiri pesta pernikahan kami.
b.
Pada hari naas itu, dia
mengenakan kemeja warna merah
16.
Antomasia
Antomasia
adalah gaya bahasa sinekdoke yang mempergunakan referensi atau epiteta untuk
menggantikan nama sesuatu, baik nama diri, keadaan, hal tertentu, dan
lain-lain.
Contoh
:
a.
Yang Dipertuang Agung Malaysia
tidak dapat menghadiri pertemuan ASEAN kemarin di Bali
b.
Raja Tekstil dari Kanindo itu
kemarin menangis terisak-isak ketika memberikan penjelasan masalah kredit macet
1,5 triliun di Gedung Kejaksaan Agung
17.
Elepsis
Elepsis
adalah gaya bahasa berupa penghilangan suatu unsur kalimat, yang pendengarannya
(atau pembacanya) dengan mudah dapat mengatikannya.
Contoh
:
a.
Tampaknya kamu ….. baiklah aku
sendiri yang akan melabraknya.
- Aku yakin bukan dia yang …. Tetapi buat apa menggerutu begini,
toh itu tidak akan membuatnya keluar dari penjara.
18.
Epanalipsis
Epanalipsis
adalah suatu gaya bahasa perulangan atau repetisi perulangan kata terakhir pada
akhir kalimat atau klausa.
Contoh
:
- Kita gunakan pikiran dan perasaan kita
- Kami cinta perdamaian karena begitulah sifat bangsa kami
19.
Epizeukis
Epizeukis
adalah gaya bahasa repetisi yang bersifat langsung dan kata-kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali sebagai penegasan.
Contoh
:
a.
Kemerdekaan kita bukan hasil
pemberian, tetapi hasil berjuang, berjuang dan berjuang
- Hanya dengan kerja keras, kerja keras, dan terus kerja keras,
negara kita akan makmur.
20.
Epanortosis
Epanortosis
disebut juga gaya bahasa koreksio, yaitu gaya bahasa yang mula-mula bermaksud
menjelaskan atau menegaskan sesuatu, namun karena suatu hal diperbaiki lagi
pada waktu itu juga.
Contoh
:
a.
Kalau tidak salah sudah tiga
kali, bukan tapi sudah empat kali dia masuk penjara.
b.
Pasti dia yang mencuri
barang-barang kita itu, tapi ah apa tidak mungkin kalau adiknya
21.
Epifora
Epifora
adalah suatu gaya bahasa paralelisme yang menempatkan kata atau kelompok kata
yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang.
Contoh
:
- Kalau kau mau, aku akan datang
- Kau kau kehendaki, aku akan datang
22.
Epitet
Epitet
adalah suatu gaya bahasa berwujud semacam acuan yang menyatakan suatu sifat
atau ciri seseorang atau suatu benda tertentu, sehingga namanya dipakai untuk
menyatakan sifat itu.
Contoh
:
a.
Raja siang sudah muncul.
(matahari)
b.
Putri malam begitu cantik.
(bulan)
23.
Eponim
Eponim
adalah gaya bahasa yang dipergunakan oleh seseorang untuk menyebutkan suatu hal
atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu berdasarkan sifatnya.
Contoh
:
- Kecantikannya bagai Cleopatra
- Kerakusannya persis Karun
24.
Eufemisme
Eufemisme
adalah suatu gaya bahasa perbandingan yang menggantikan satu pengertian dengan
kata lain yang hampir sama untuk menghaluskan maksud.
Contoh
:
a.
Penjahat perang Bosnia itu
sekarang telah diamankan. (maksudnya dipenjarakan).
b.
Hati-hati bila berbicara dalam
hutan ini, nanti nenek dan kakek kita marah. (maksudnya harimau berina dan
jantan)
25.
Erotesis
Erotesis
disebut juga dengan pertanyaan retoris adalah gaya bahasa yang berbentuk
pertanyaan dengan tujuan untuk memperoleh penegasan atau penekanan yang wajar
dan tidak memerlukan jawaban.
a.
Buat siapa lagi harta bendaku,
kalau bukan buat kalian?
b.
Buat apa kita takut kepadanya?
Dia manusia, kita juga manusia, sama-sama makan nasi
26.
Fabel
Fabel
adalah gaya bahasa yang digunakan pengarang dengan menggunakan alam hewan
sebagai pelakunya. Para pelaku yang terdiri dari hewan itu perlakukan
sebagaimana layaknya seorang manusia.
Contoh
:
a.
Kancil yang cerdik itu berhasil
menipu buaya.
b.
Dengan penuh kesabaran, induk
merpati itu mengobati anak-anaknya yang terluka
27.
Hipalase
Hipalase
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu untuk menerangkan suatu hal,
namun kata tersebut tidak cocok atau tidak tetap bagi kata yang diterangkannya.
Contoh :
a.
Dia berenang diatas ombak yang
gelisah (bukan ombak yang gelisah, melainkan manusianya).
b.
Giginya gemeretak, kedua
tangannya terkepal keras, duduk kaku di depan api unggun yang marah (bukan api
unggun yang marah, tetapi manusianya).
28.
Hiperbola
Hiperbola
adalah suatu gaya bahasa yang selalu membesar-besarkan sesuatu secara berlebihan.
Contoh
:
- Pidatonya berapi-api
- Bicaranya penuh bisa
29.
Inuendo
Inuendo
adalah gaya bahasa sindiran yang selalu mengecilkan sesuatu yang sebenarnya.
Contoh
:
- Bisnisnya selalu sukses karena sedikit menipu
- Nilai ulangan hariannya selalu bagus karena sedikit dibantu
menyontek
30.
Ironi
Ironi
adalah gaya bahasa bentuk sindiran, namun tidak menggunakan kata-kata sindiran
yang kasar
Contoh
:
a.
Aduh wanginya badanmu, belum
mandi seharian, ya?
b.
Rapi juga pakaianmu, pasti
tidak diseterika, ya?
31.
Klimaks
Klimaks
adalah suatu gaya bahasa kebalikan dari antiklimaks, yaitu mengurutkan hal yang
tidak penting sampai ke yang paling penting.
Contoh
:
a.
Mula-mula profesinya hanya
sekadar pencuri ayam, lalu meningkat pencuri motor, dan kini meningkat menjadi
bank yang profesional
b.
Waktu terus berputar dari detik
ke menit, dari menir ke jam, dari jam ke hari dari hari ke bulan, dari bulan ke
tahun, dan tahu-tahu sudah seabad.
32.
Koreksio
Lihat penjelasan
gaya bahasa Epanostosis
33.
Kiasmus
Kiasmus
adalah gaya bahasa semacam referensi, biasanya terdiri dari dua bagian, baik
frase maupun kalimat, yang paling dipertentangkan, tetapi susunan frase atau
klausanya terbalik bila dibandingkan dengan frase atau klausa lainnya.
Contoh
:
a.
Dia betul-betul telah frustasi,
hilang sudah semangatnya yang menggebu-gebu karena usaha wiraswastanya selalu
gagal
b.
Kesabaran istrinya sudah habis,
rasa cintanya pada suaminya yang suka mabuk-mabukan itu telah hilang.
34.
Litoles
Litoles
adalah suatu gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan maksud
merendahkan diri.
Contoh :
a.
Inilah gubuk kami,
mudah-mudahan tuan betah bermalam disini. (padahal rumahnya bagaikan istana)
b.
Aku merasa malu dinobatkan
sebagai Mojang Priangan.
35.
Melosis
Melosis
adalah suatu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang merendah dengan tujuan
menekankan atau mementingkan hal yang dimaksud agar lebih mengesankan dan
bersifat ironis.
Contoh
:
Tampaknya kantor
kecamatan tersebut membutuhkan orang sepandai saudara. (maksudnya dia dimutasi
ke kantor kecamatan).
36.
Mesodiplosis
Mesodiplosis
adalah gaya bahasa bentuk repetisi yang selalu menggunakan pengulangan di
tengah-tengah baris atau kalimat secara berurutan.
Contoh
:
- Pegawai kecil jangan mencuri kertas karbon.
Babu-babu jangan
mencuri tulang-tulang ayam goreng
Para pembesar
jangan mencuri bensin
Para gadis
jangan mencuri perawannya sendiri
- Hidup bagaikan surga kalau kita anggap sebagai surga
Hidup bagaikan
neraka bila kita ciptakan menjadi neraka
Namun yang
penting, hidup bagai sandiwara sementara.
37.
Metafora
Metafora
adalah gaya bahasa bentuk perbandingan atau analogi, dngan membandingkan dua
hal secara langsung, tetapi dengan cara yang singkat.
Contoh :
a.
Ribuan bunga-bunga bangsa
Bosnia tewas di ujung senjata kaum agresor Serbia
b.
Sudah 30 tahun dia mengabdi
sebagai Pahlawan tanpa Tanda Jasa
38.
Metonimia
Metonimia
adalah gaya bahasa yang menggunakan nama lain dalam menyebutkan sesuatu dengan
nama atau mana hal yang ditautkan dengan orang atau barang sebagai penggantinya
:
Contoh
:
a.
Dia baru saja membeli honda
(maksudnya motor merk honda)
b.
Dia bekerja siang malam
membanting tulang
39.
Oksimoran
Oksimoran
adalah suatu gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang menggunakan
kata-kata yang berlawanan makna dalam frasa yang sama
Contoh :
a.
Itu sudah menjadi rahasia umum
b.
Dari tadi mereka memang tidak
berkata-kata, tetapi sebenarnya kepala mereka bergejolak dengan protes.
40.
Okupasi
Okupasi
adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan, namun disertai
penjelasannya.
Contoh
:
Merokok itu
merusak kesehatan, tetapi si perokok sendiri seakan tidak mau peduli dengan
peringatan yang sangat baik.
41.
Paralelisme
Paralelisme
adalah suatu gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian
kata yang menduduki fungsi gramatikal sama dalam sebuah kalimat atau klausa.
Contoh :
- Kedengarannya memang aneh, masa dia selalu merasa sepi hidup di
tengah-tengah kota Metropolitas Jakarta?
- Sunggu ironis kedengarannya, masa dia mati kelaparan
ditengah-tengah kekayaannya yang melimpah?
42.
Parabel
Parabel
adalah gaya bahasa yang berjudul cerita-cerita singkat, berisikan ajaran-ajaran
pendidikan ataupun agama yang biasanya terdapat dalam kitab suci.
Contoh
:
- Cerita – Cerita Abunawas
- Kisah Nabi Khaidir.
43.
Paranomasia
Paranomasia
adalah gaya bahasa pun, yaitu gaya bahasa berbentuk kiasan dengan mempergunakan
kemiripan bunyi, namun berbeda makna.
Contoh :
a.
Tanggal dua gigi saya tanggal
dua
b.
“Kau memang kaya”, Ya kaya
monyet!”
44.
Paradoks
Paradoks
adalah suatu gaya bahasa yang mengandung pertentang nyata dengan fakta-fakta
yang ada.
Contoh :
a.
Ia merasa sepi di tengah-tengah
kota Jakarta
b.
Ia mati kelaparan
ditengah-tengan kekayaannya yang melimpah
45.
Pars Pro Toto
Pars
pro toto adalah gaya bahasa sinekdoke yang melukiskan sebagian untuk maksud
keseluruhan.
Contoh
:
a.
Rudi Hartono berhasil
mengalahkan Malaysia dalam Piala Tomas kemarin malam (Rudi Hartono dan
rekan-rekannya yang mewakili Indonesia dalam pertandingan melawan tim Malaysia
atau bukan hanya Rudi Hartono sendiri).
b.
Sudah tiga bulan dia tak
kelihatan batang hidungnya (batang hidung disini jelas merupakan sebutan
seseorang secara sebagian dari keutuhan seseorang yang dimaksud).
46.
Personifikasi
Personifikasi
disebut juga dengan presoeia, yaitu gaya bahasa kiasan yang menggambarkan
benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah hidup
seperti manusia.
Contoh :
a.
Dengan sabarnya, ombak-ombak
itu mencium bibir pantai.
b.
Matahari telah bangun dari
peraduannya.
47.
Pleonasme
Pleonasme
disebut juga tautosi, yaitu suatu gaya bahasa berupa acuan (referensi) dengan
mempergunakan kata-kata yang berlebihan untuk menerangkan atau menjelaskan
suatu hal yang sebenarnya bisa menggunakan sedikit kata.
Contoh
:
a.
Saudara – saudara yang
terhormat, sebenarnya saudara-saudara sudah mengerti dengan hal-hal yang akan
saya sampaikan sekarang, tapi dengan berbagai pertimbangan, hal tersebut akan
saya sampaikan kembali kepada saudara-saudara sekalian agar saudara-saudara
lebih memahami.
b.
Aku telah melihatnya dengan
mata kepalaku sendiri.
48.
Polisidenton
Polisidenton
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata sambung untuk menghubungkan suatu
kata, frasa, atau klausa secara berurutan.
Contoh
:
a.
Dia tertunduk lesu dan lantas
membungkuk, kemudian menangis tersedu-sedu.
b.
Di rumah dia marah-marah dan
mengamuk membabi buta menghancurkan segala perabotan kemudian meninggalkan
rumah sambil menyumpah-nyumpahi istrinya.
49.
Perifrasis
Perifrasis
adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang berlebihan sebagaimana
halnya dengan gaya bahasa pleonasme.
Contoh
:
a.
Maaf, sekali lagi maaf, bukan
aku tak mau mengatakan kepada kalian sebab aku
memang tidak mempunyai hak untuk menyampaikannya pada kalian.
b.
Ia telah menghembuskan nafasnya
yang terakhir dengan damai.
50.
Preterisio
Lihat
penjelasannya gaya bahasa apofasis
51.
Prolepsis
Disebut
juga gaya bahasa antisipasi. (lihat penjelasan antisipasi)
52.
Prosopopoeia
Prosopopoeia
sama dengan gaya bahasa persoifikasi.
53.
Repetisi
Repetisi
adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi suku kata atau kalimat yang dianggap
penting untuk memberi penegasan atau tekanan.
Contoh
:
a.
Sekali tidak, ya tidak. Titik!
b.
Bukan sekali dua kali dia
melakukan kesalahan, tetapi berpuluh – puluh kali, bahkan ratusan kali.
54.
Simploke
Simploke
merupakan gaya bahasa repetisi berbentuk pengulangan kata pada awal dan akhir
dari berbagai baris kata atau kalimat secara berurutan.
Contoh :
Kamu bilang
hidup ini brengsek. Aku bilang biarin.
Kamu bilang
hidup ini tidak berarti. Aku bilang biarin
55.
Silepsis
Silepsis
disebut juga zeugma, yaitu gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan
dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua buah kata lain, yang sebenarnya
hanya dengan salah satu kata saja sudah memiliki hubungan yang erat dengan kata
yang pertama.
Contoh
:
- Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat.
- Dia membelalakkan mata dan telinganya untuk mengusir si
rentenir itu.
56.
Simile
Simile
adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat implisit.
Contoh
:
- Bibirnya seperti merah delima yang sedang merekah
- Matanya seperti bintang timur
57.
Sinekdoke
Sinekdoke
merupakan gaya bahasa yang menggunakan sebagian untuk menyatakan keseluruhan
atau menyatakan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh
:
- Setiap kepala dikenakan pajak Rp. 1.000,-
- Pertandingan antara Indonesia dan Malaysia pada final Piala
Thomas semalam dimenangkan Indonesia 3 : 2
58.
Sinisme
Sinisme
adalah gaya bahasa ironi, namun kata-kata yang digunakan lebih halus dari kata
yang digunakan dalam gaya bahasa ironi.
Contoh :
- Kepemimpinanmu luar biasa bijaknya, hingga grup band kita
hampir bubar.
- Bagus sekali tingkah lakunya, sehingga tercoreng nama keluarga
kita
59.
Sarkasme
Sarkasme
merupakan gaya bahasa sindiran (ironi) yang paling kasar dalam pengungkapannya.
Contoh
:
- Kelakuanmu membuat mual perutku melihatnya
- Kekejamanmu mirip Hitler
60.
Satire
Satire
merupakan gaya bahasa berbentuk penolakan dan mengandung kritikan (sindiran)
dengan maksud agar sesuatu yang salah itu dicari kebenarannya.
Contoh
:
- Jangan lihat kulitnya, tetapi lihatlah isinya.
- Sepintas lalu laki-laki memang seperti perampok, tetapi kita
jangan tergesa-gesa menuduhnya begitu, kita harus menyelidikinya dari
dekat.
61.
Zeugma
Zeugma sama
dengan silepsis
62.
Tautologi
Tautologi sama
dengan pleonasme
63.
Histeron Prosteron
Histeron
Prosteron sama dengan hiperbaton, yaitu gaya bahasa yang berwujud kebalikan
dari sesuatu yang logis.
Contoh :
- Jalan kalian sungguh sangat cepat bagaikan semut
- Cepat benar kalian datang, kancil pun sebenarnya sudah datang
kemarin sore
Belum ada tanggapan untuk "GAYA BAHASA"
Post a Comment