Michelle
Commeyras
Oleh With Dianne Johnson, Betty Hubbard,
Lisa Irwin, Susan Leitter, Lynda Norton, Catherine Killmaster, Barbara Courtet,
and Jemper Mon Po
PENDAHULUAN
Klinik
atau pusat membaca telah didirikan pada akademik-akademik dan
universitas-universitas yang telah ditetapkan dan praktek pengajaran kepada
mahasiswa yang terdaftar pada perguruan tinggi dengan sertifikat ahli dalam
bidang membaca atau lulusan program dalam bidang membaca. Klinik juga menyediakan
pelayanan kepada anak-anak yang diidentifikasikan mempunyai kesulitan dalam
membaca. Saya memilih mengajar kursus untuk mengidentifikasi siswa daripada
seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Sebagai professor, tanggung
jawabku pertama-tama adalah membimbing dan menginspirasikan pengetahuan lain.
Saya berusahan keras untuk mengiringi siswa dalam belajar, dan dalam
melakukannya saya menjadi sadar bahwa mengajar adalah suatu improvisasi.
Pikiranku dalam improvisasi dalam mengajar dimuali ketika saya
menikmati group teater ………….beberapa tahun yang lalu. Dalam pelatihan dan
penampilannya saya berkonsentrasi penuh setiap saat dan percaya bahwa sesuatu
yang menarik akan terjadi diantara semua pemain. Improvisasi adalah bermain
dengan penuh kesadaran sebagaimana yang timbul dari ketidaksadaran. Improvisasi
tidak menghalangi apapun yang menghambat proses kreatif kita. Dalam hal ini,
kita semua adalah improviser. Diabandingkan dengan percakapan sehari-hari,
sebagaimana kita bercakap dan mendengar, kita menggunakan struktur semantic,
sintaktik, graphophonik, interpersonal, dan pengetahuan kebudayaan untuk
menciptakan suatu komunikasi. Masing – masing dialog seperti sepasang
improvisasi musik jazz.
Stephen Nachamanovicth, menawarkan bahwa
“ apa yang kita ciptakan seperti karya seni atau makanan, kita berbuat sedapat
mungkin yang kita gerakkan dengan waktu dan dengan kesadaran kita, lebih dari
naskah yang telah dibuat”. (Nachmanovicth,1990, P.17). Dalam aksi bebas; pidato
dalam hidup dan seni, Nachmanovicth, mengungkapkan bahwa bahasa dapat digunakan
untuk menunjukkan pidatonya secara langsung berdasarkan dari pengalaman delapan
lulusan siswanya dalam mengajar anak-anak di klinik dan pengalamanku sebagai
kepala kursus. Saya akan menggabungkan kutipan dari aksi bebas dengan lelucon
dari kursus untuk membentuknya dimana kita harus menilai dan mempelajari lebih
tentang pidato secara langsung dalam mengajar membaca.
Setiap lulusan siswa memulai kegiatannya dengan anak-anak, dia
adalah pengajaran dengan menggunakan aktifitas atau pengalaman. Beberapa
pengajar menggunakan gambar-gambar majalah pada bagian pertama. Dalam
penyajiannya, setiap pengajar mengetahui siapa yang dicarinya. Ini diasumsikan
bahwa akan membuat mudah kembali anak-anak untuk membuka kembali ingatannya.
Dianne, salah seorang pengajar, menulis tentang hasil yang mengejutkan tentang
rencana bagi staf pengajar pada bagian pertama dengan contoh :
Cariton adalah pembaca yang lebih aku
perkirakan. Saya tahu betul bahwa seleksi buku-buku dan kegiatan yang aku pilih
untuk kami kerjakan adalah tidak sepantasnya. Kemudian saya merealisasikan
secara sempurna apa yang Cariton kerjakan. Secara konsekuen bercakap berjam-jam
terhadap hal yang tidak begitu penting. Kami menghabiskan waktu untuk
bercakap-cakap tentang keluarga kami, tempat-tempat rekreasi yang kami
kunjungi, segala sesuatu yang kita kerjakan di sana, sepuluh buku paling kami
suka. Hanya satu jam saya menemukan daftar sesuatu tentang Cariton yang senang
ia kerjakan. Mereka memusatkannya di luar. Cariton dan saya adalah kepala
perpustakaan. Ketika diperpustakaan saya menemukan Cariton sedang memilih-milih
buku seperti dia memilih es krim……..lengannya penuh dengan buku-buku yang
dipegangnya.
Staf pengajar melihat
kerjasama dalam mengajar dimana dengan minat dari masing-masing individu dari
setiap anak dan kepribadiannya. Sepasang staf pengajar dan anak-anak,
menciptakan buku-buku abjad. Dianne and Cariton menggunakan jenis yang berbeda
pada masing-masing surat abjad; Lynda, staf pengajar yang lainnya, and Sharya
menemukan nama wanita terkenal pada setiap suratnya. Dalam hal ini, pengajar
dan anak menggunakan bermacam-macam buku dan internet dan sumber lain untuk
menemukan information. Mereka memilih bacaan untuk menyeleksi yang menarik
untuk dimasukkan ke dalam buku-buku abjad, dan anak-anak melatih menulis dengan
meletakkan informasi ke dalam kata-kata mereka sendiri. Dianne and Carlton
mengadakan kerjasama dalam membuat penyajian buku abjad mereka. Saya pikir
pengalaman anak-akan dengan membuat buku-buku abjad sebagai pekerjaan yang
menyenangkan, lebih dari apa yang mereka alami di sekolah sebagai instruksi
dalam membaca.
Siswa-siswa
yang telah tamat dari kursus tanpa ada klinik membaca atau pusat, staf pengajar
mengatur naskah untuk belajar tentang kebutuhan yang spesifik dan kemampuan
pembaca individu. Satu yang terpenting adalah membaca secara informal yang
termasuk pertanyaan pada awal membaca, tingkatan daftar kata, memahami
pertanyaan, dan lisan atau membaca secara tenang. Delapan staf pengajar dan
saya bekerja mengumpulkan informasi yang menggunakan inventaris membaca secara
informal. Mereka juga mencoba berbagai macam bentuk formal seperti Test
Vocabulary dan Test Membaca lainnya. Ketika saya mendorong kepada
para tamatan siswa-siswi untuk belajar tentang bentuk naskah, saya juga
mendorong mereka untuk menciptakan bentuk metode yang mereka butuhkan tentang
anak-anak dengan siapa mereka bekerja.
Susan menciptakan suatu situasi yang umum. Anak yang lain bekerja
dengannya, Karin, kerapkali tidak bisa membaca kata-kata dalam konteks yang dia
identifikasi dengan daftar-daftar kata-kata. Susan menyusun suatu cerita yang
dibuat dengan 200 frekuensi kata untuk menyelidiki dalam hal ini tidak sesuai
dengan Karin yang membaca didalam dan diluar konteks.
Suatu
malam, Karin tidak dapat tidur, jadi dia keluar dari tempat tidur, berdiri, dan
berjalan. Pertama dia keluar, karena masih terang, meskipun hampir jam sepuluh
malam. Malam yang indah; langit terlihat lebih seperti pagi, layaknya bulan
begitu besar dan bulat. Dia melihat sebuah pohon hijau disebelah kiri dan
sebuah rumah kecil disebelah kanan, dia melihat seseorang yang terlihat seperti
ibunya, jadi dia pergi ke belakang rumahnya. Sekarang dia mendengar bunyi
seekor binatang disekitarnya. Barangkali anjing besar atau kucing hitam. Karin
berdirijadi dia dapat mendengarnya lebih baik. Dia tidak yakin akan menemukan
apapun. Dia mendapat sedikit kesulitan. Kemudian dia berlari, meskipun dia
mencoba untuk mengawasi disekelilingnya. Ini bukanlah lebih dari sekedar
permainan yang lucu, dan dia akhirnya beristrahat. Karin kembali ke dalam dan
tidur dimana dia akan bermimpi tentang apa yang baru dialaminya.
Karin hanya tidak memahami 3 kata dan salah penafsiran maknanya.
Dianne
juga menciptakan suatu methode. Ini mengenai ibunya dan Carlton bahwa dia tidak
dapat membaca sebagaimana orang pada umumnya. Yang perhitungannya 50 sampai 70
persen semua kata-kata yang digunakan dalam buku-buku teks, buku-buku
perpustakaan, surat kabar, dan majalah. Saya bertanya kepada Ibu Carlton, siapa
guru sekolah dasar, yang saya pikirkan dia telah mendapatkan latihan mengganti
kata ganti umum, kata sifat, kata keterangan, kata depan, kata hubung dan kata
kerja. Tetapi saya paham bahwa sketikal akan lebih efisien. Jadi saya merundingkan
dengan Dianne dan mengatakan bagaimana dia bisa menjamin Ibu Carlton, dia akan
dimasukkan ke dalam daftar kepala Dolch.
Dua minggu kemudian
Dianne menciptakan daftar prhase dengan dikombinasikan kata-kata Dolch dengan
kata – kata umum yang dihubungkan dengan
komputer. Kerika dia mengaturnya, dia membaca seluruh daftar hanya dengan dua
kesalahan. Keberhasilannya disebabkan oleh kemampuan dia dalam membaca.
Saya mencoba kecerdikan dihubungkan dengan pengetahuan yang saya
tahu dalam membaca dengan apa yang telah disampaikan oleh staf pengajar.
Contohnya, majalah profil New Yorker August Wilson (Lahr, 2001) dihubungkan
dengan semangat untuk berdiskusi tentang akhlak sebagai seorang guru. Kami
terlibat dengan orang tua dan anak perempuannya yang merasa ditakuti oleh guru
diruangan kelas dimana mereka tidak pernah menerima kata-kata yang tidak
diketahuinya. Kami bercakap tentang petunjuk akhlak sebagaimana kita telah
usahakan untuk mendukung harga diri anak sebagai siswa.
August Wilson adalah seorang yang tidak mempercayainya.
Pada usia 15 tahun, Wilson adalah siswa yang suka murung yang duduk
paling belakang. Tetapi dia ingin menekankan seorang orang yang berlari setelah
klub sekolah bagi siswa yang akan melanjutkan ke Universitas. Jadi dia mengikuti
ujian secara sering untuk meneliti dan tulisan tentang gambaran ceritanya. Dia
memilih Napoleon melalui penelitian. Wilson kemudian menyewa mesin ketik dengan
uang yang patut diterimanya dan membayar saudara perempuannya untuk
mengetiknya.
Pada hari itu, Wilson memilih perpustakaan lokal sekolah,
menghabiskan waktu 5 jam sehari. Empat tahun selanjutnya, dia membaca segala
sesuatu, seperti sosiologi, anthropologi, theologi dan fiksi. Dia akhirnya tahu
bahwa dia tidak butuh siapapun untuk mengajarnya. Wilson mulai menyadari bahwa
dirinya sebagai prajurit.
Staf pengajar setuju denganku apa beruntungnya bahwa August Wilson
tidak memberikan tanggapan negatif terhadap gurunya. Dan Wilson berhasil hari
ini sebagai penulis lakon sandiwara yang tidak ragu dalam membacanya.
Ini adalah waktuku untuk memilih artikel ini dari bacaan pribadiku
karena penelitian ringkasan ilustrasi yang baru-baru ini merupakan hubungan
antara membaca diluar sekolah dan membaca disekolah. Saya bertambah tertarik
didalam hubungan yang saya temukan (atau ciptakan) antara kehidupan membaca
individu dan kehidupan mengajar, saya mendapatkan banyak ilmu dari guru dengan
membina hubungan antara membaca setiap hari dan jadwal mengajarku setiap hari.
Mengajar juga adalah hal yang mendapat respon yang bagus dan dialog
dengan adanya hasil penelitian dan interaksi dengan siswa. Pemahaman membaca
secara detail dan kemudian secara spesifik dalam satu pikiran tentang hal yang
detail. Tujuanku sebagai pembimbing dalan pembelajaran sebagai pengajar menjadi
aktif untuk menjadi peneliti anak-anak. Pengajar menulis cerita-cerita lucu
untuk menangkap peristiwa detail yang signifikan dalam bagian tertentu. Untuk
mengajar mereka apa yang ada dalam pikiran, saya menawarkan cerita-cerita lucu
yang saya tulis berdasarkan penelitian. Diikuti contoh yang saya simpan seperti
Stan membuat sebuah buku :
Saya
memasuki sebuah ruangan dan Stan dan Barbara disudut karpet. Stan membaca
dengan suara nyaring, saya duduk diatas karpet juga, Stan membaca dengan
bergitu lancarnya. Sekali dia mengucapakn kata-kata yang benar dia menunjukkan
pemahamannya dengan tertawa lembut tentang kalimat “bunyi logam adalah
membuatku gila”. Stan lebih jauh menunjukkan kemampuannya dengan berkata
“Bunyi, bunyi, bunyi” ini adalah jenis percakapan secara langsung atau aksi
oleh siswa yang diidentikkan mempunyai pemahaman membaca yang bagus.
Banyak anak-anak berkata bahwa mereka ingin menjadi pembaca yang
lebih baik. (mereka berada dirungan kelas dimana guru sering menyuruh siswa
untuk membaca secara nyaring ketika anak-anak istrahat dimana mereka diarahkan
untuk mendengarkannya). Ketika membaca dilakukan diluar sekolah, lakukanlah
dengan tenang, kita dapat melihat bahwa anak-anak merasa senang sebagai pembaca
disekolah, kita harus membantu mereka menjadi pembaca yang dapat menunjukkan
kemampuannya.
Betty menggunakan perekaman audio proffesional J.K. Powling’s
Harry Potter and the Sorcerer Store dengan Brandy. Kadang-kadang mereka
membaca dengan menggunakan tape radio. Tetapi ketika Brandy memilih membaca
tanpa bantuan apapun, dia terkejut dan mengibur Betty dengan aksen Inggrisnya.
Dalam mendengar versi audio membaca secara lisan, Brandy berkata kepada Betty
tentang ide barunya yang dia hubungkan melalui langkah dan ucapan yang akan
membantunya membaca lebih bagus.
Kadang-kadang pada bagian pengajaran, pemisahan guru dan siswa
akhirnya hilang.
Mengajar adalah perubahan dunia. Bergabung adalah hal yang
menyenangkan bagi Susan untuk mengikat Karin kedalam kegiatan yang sesungguhnya
melalui gambara dalam petunjuk membaca :
Saya berpikiran bahwa dia akan senang dalam kegiatan ini, tetapi
kelihatannya dia tidak tertarik…………….. bagaimanapun, ketika saya menawarkannya,
dia hanya sekedar melakukan kegiatan itu, dia menjadi gembira.
Itu akan muncul, dimana dia melakukan aktifitas secara bersama-sama
dimana kita berpartisipasi didalamnya. Dia kelihatannya benar-benar menyukai
hal ini sekali kita memulai, kemudian duduk dan membaca secara benar.
Pengajar menemukan bahwa anak-anak menanggapi dengan gembira ketika
guru dan siswa ikut andil atau mengubah perananya. Penaran pembaliknya adalah
sesuatu yang lucu. Untuk contoh, Lisa menawarkan dikte dari Shyama ketika dia
membaca sebuah cerita. Dia menulis, “Shyama kelihatannya senang ketika saya
mendiktenya. Dia kemudian membaca sendiri apa yang saya tulis, dan juga
membantu membetulkan beberapa kesalahanku.
Satu cara untuk memegang kefleksibelan sebagai remaja dewasa adalah
menemukan cara untuk menjadi seorang periang atau seorang bermain, sebagaimana
layaknya anak-anak.
Catherine dari Ogle’s (1986) mengajar strategi KWL dan membuat dia
menjadi lucu. Dia antusias dan cakap dalam hal mengenai binatang. Dia membaca
pokok kalimat dengan minat yang begitu besar, jadi Catherine membawakannya
sebuah buku mengenai ikan hiu. Ketika dia memberitahukan bahwa dia telah
membaca buku itu sebelumnya. Catherine mendesaknya. Dia mengatakan untuk
menceritakan lagi apa yang dia ketahui tentang buku itu. Kemudian dia menulis
pertanyaan tentang apa yang diinginkannya untuk menemukan sesuatu dari buku
itu. Setelah dia tak pernah membacanya lagi. Calon dengan iklhas membacakan buku tiu. “ Dia
menceritakan lagi”, Dia membuat usaha tambahan untuk memperlihatkan
gambar-gambar itu kepadaku dan menjelaskannya secara detail dan pengetahuannya
yang sudah lama didapatnya. Setelah membaca kami menulis apa yang saya pelajari
dari buku itu.”
Colin menyenangi
keahliannya itu bersama Catherine. Colin lebih termotivasi untuk membaca buku
itu kembali karena Catherine cukup fleksibel untuk mengangkat satu cerita yang
telah dipelajarinya mengenai ikan hiu
Intuisi guru biasanya menjadi lebih cerdik dengan berbagai
pengalaman.
Sebagai
peneliti partisipan dalam bagian suatu pengajaran, saya memperhatikan sesuai
intuisi dalam mengajar contoh yang saya temukan kejadian yang menarik antara
Amy dan Caden.
Caden menemukan suatu kata bersama seorang sekretaris yang
membantunya di klinik membaca.
Saya menyaksikan Amy, pembimbing Caden, menemukan suatu cara untuk
berpartisipasi dala meningkatkan kegiatan pendidikan yang terlihat seperti
sebuah permainan yang mudah, Amy menyaksikan Caden menemukan dan melingkari
kata-kata dalam sebuah surat. Amy memberikan pertanyaan “ Bagaimana kamu menemukan kata-kata
itu? Bagaimana kamu mencari kata-kata itu? Kemana pandangan matamu? ” Amy
mencoba untuk mengenali pikiran Caden, yang kemungkinan lebih banyak menurut
bisikan kalbu, saya juga melihat intuisi dalam pertanyaan Amy. Ketika Caden
menemukan kesulitan untuk menjawab pertanyaan, masih terlihat perlu bahwa
mereka bertanya karena hal itu mendorong untuk berpikir (seperti,
metacognition). Pertanyaan Amy adalah intuisi dalam tindakannya, dan timbullah
khayalan.
Saya telah mengetahui nilai suatu kesalahan untuk mengejar beberapa
kata sebab ketika pengajar menguji anak-anak. Setelah anak menuliskan daftar
kata-kata, saya menengahi, sebelum membetulkan jawaban yang salah. Saya
mengatakan kepada anak-anak untuk melingkari kata-kata yang pengejaannya salah,
tetapi kebanyakan dari mereka adalah mengidentifikasinya.
Kemudian saya mengatakan kepada mereka untuk lebih hari-hati dalam
melingkari setiap kata. Saya memberikan petunjuk untuk menggarisbawahi
kata-kata yang tidak jelas. Anak-anak biasanya mampu dalam mengidentifikasi
surat-surat yang benar. Kemudian pembimbing dan saya dapat memuji mereka
mengenai surat-surat bersama dengan pengucapannya.
Pendekatan untuk menciptakan konteks yang bersifat membangun untuk
menunjukkan surat-surat yang hilang atau salah menyimpannya. Dengan melibatkan
anak-anak dalam menilai pengejaannya. Kami membantu mereka mengenalkan
pengetahuan kepada mereka untuk belajar dari kesalahan mereka dan melihat nilai
yang telah dikerjakan.
Sebagai guru, kita membutuhkan keahlian, tetapi bagaimana kita dapat
menerimanya tanpa ada keahlian tersebut? Kartu laporan tingkat ke 5 dari tahun
1964 sedikit ada sisi negatif bahwa suatu hari saya akan menjadi seorang
proffesor dalam bidang keahlian membaca. Mr. Donahve, yang mengajar “ anak-anak
di atas rata-rata dalam kemampuannya membaca “ melaporkan bahwa pelaksanaannya
“di atas rata-rata”. Sata telah menunjukkan contoh tingkat sederhana yaitu
Sharyn yang berumur 10 tahun dan ibunya. Tujuanku adalah meyakinkan mereka
bahwa saran dan Sharyn, seorang guru tingka lima yang rata-rata tidak seharusnya
memberikan pendapat yang tidak pantas. Saya heran pada Ibu Sharyn bahwa usian
10 tahun, saya dapat membaca dengan baik. Sharyn juga mempunyai hobby membaca
diluar kegiatan sekolah. Saya mendorong ibunya untuk mendukung segala
aktifitasnya. Dan kelihatannya pendidikan pada hari ini bahwa tidak ada seorang
anak atau orang tua yang merasa mudah dengan konsep “diatas rata-rata”. Saya
menginginkan ibu dari Sharyn untuk mempertimbangkan bahwa betul-betul tidak
mengetahui apa keputusan akhir terkecuali kami mengetahui tepatnya penilaian
apa yang digunakan. Itu mungkin bahwa saya lebih baik daripada pembaca yang
berumur 10 tahun, dan Sharyn.
Pembimbing Sharyn, Lynda, dan saya menemukan kesalahpahaman pada
Sharyn sebagai pembaca jauh lebih kompleks daripada pemikiran yang telah ada.
Kami memberikan dokumen spesifik dalam hal pengetahuan mengenai
kosakata. Saluran pandangan kami bahwa Sharyn sebagai pembaca lebih positif
daripada melaporkan dengan memacu program yang digunakan disekolahnya.
PENUTUP
Saya mencontohkan antitese perspektif ………….. dalam mengajar membaca
dalam suatu artikel tentang keuntungan perusahaan yang dinamakan keuntungan
sekolah bahwa 15 sekolah yang telah
disewa (Kolbert, 2000). Petunjuk terhadap metode naskah sebagaimana yang
dikembangkan oleh Siegfried Englemann 35 tahun yang lalu di Universitas
Illnois, yang memberikan pengajaran membaca dan matematika.
Penelitian yang dilakukan disebuah sekolah dalam pelajaran membaca :
“Buka halaman 78” kata Stiles di kelas “lihat kolom satu kata pertama”
Seagulls “Apakah itu?” dia menggigit jarinya
“Seagulls!” siswa menjawab secara serentak
“Seagulls adalah sejenis burung yang terbang mengelilingi lautan”
Stile menjelaskan
“Kadang-kadang mereka dinamakan guls. Kata kedua”Elevator” Apakah
itui?” dia menggigit jarinya.
“Elevator !”
“Baca, eja, baca ‘elevator’. Mulai” dia menggigit jarinya.
“Elevator. E-l-e-v-a-t-o-r, Elevator” (Kolbert, 2000 p. 35)
Dan selama proses pembelajaran berlangsung, bersama dengan seorang
guru membaca yang menggunakan buku penuntun berdasarkan hasil penelitian
bagaimana anak-anak sering mendengar slogan sebelum mereka menghafalnya. Pada
pendekatan ini dianjurkan untuk mengajarkan membaca dimana anak-anak sering
ragu terhadap jawaban yang benar. Petunjuk tersebut membutuhkan sedikit
pendapat atau sedikit kebijaksanaan.
Steven Wilson, menemukan kekelituan pada pendidikan sekolah untuk
mensosialisasikan guru untuk melatih kreatifitas mereka untuk memecahkan suatu
masalah. Wilson mengatakan bahwa hal ini dapat diterima, tetapi menemukan
“psikotik” bagi ribuan guru untuk mencoba “terantuk” “terhadap cara yang paling
baik untuk mengajarkan membaca” (Kolbert, 2000, p.35). Wilson mengira,
sebagaimana yang lainnya telah kerjakan, bahwa ada satu cara yang terbaik untuk
mengajarkan membaca kepada semua anak-anak. Pengajar dan yang saya perkirakan
berbeda, sebagaimana yang telah saya tunjukkan berdasarkan pengalaman kami
bersama anak-anak dalam membaca dari berbagai kelompok siswa. Itu terlihat
penting bahwa kami mempunyai banyak strategi mengajar menurut petunjuknya dan
apapun bentuknya baik bagi pendekatan secara langsung untuk mengajar reading
membutuhkan suatu pengetahuan yang signifikan membaca sebagai proses dan metode
yang telah diteliti dan menemukan pengalaman sehingga menjadi baik. Imrpovisasi
adalah tentang bagaimana kamu menggunakan pengetahuan sebagai mana disajikan
secara penuh dalam hubungannya dengan siswa. Teman saya ………….aktor Jerry Gale
menulis tentang pelaksanaan improvisasi yang relevan untuk melatih jiwanya.
Pendapat dari Gale, 2001 bahwa saya dapat lebih jauh menjelaskan hubungan
antara yang lainnya. Improvisasi juga tentang kepekaan konteks, memecahkan
masalah, mengerjakannya tanpa kesalahan atau sesuai dengan fungsinya. Satu
petunjuk dasar “ya, dan…….? Pendekatan. Langkah ini jauh dari kreatifitas :
kamu mengerjakan apapun yang dikerjakan oleh aktor lain. Sebagai contoh, ketika
Colin mengumumkan bahwa dia telah membaca buku tentang ikan hiu, Catherine
mengatakan “ya, dan……?”sikap ketika dia memegang peranan kepada seseorang yang
menginginkan untuk belajar mengenai ikan hiu. Ini memberikan Colin pilihan baru
menjadi seorang guru yang membaca kembali buku tersebut. Jadi Catherine dapat
mendengarkan jawaban atas pertanyaannya tentang ikan hiu. Peralihan “ya,
dan….?” Sikap spontan dalam mengajar yang dapat menghindari kesalahpahaman dalam membaca.
Belum ada tanggapan untuk "IMPROVISASI DALAM MENGAJAR MEMBACA"
Post a Comment