Pendapatan perkapita tidak hanya dijadikan patokan utama dalam mengukur pertumbuhan ekonomi saat ini. Standar yang dipakai oleh pemerintahan terdahulu untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Konsep pembangunan dengan memakai standar keberhasilan pembangunan dari tabungan bersih (nett saving) dan investasi tinggi yang dimungkinkan karena pendapatan perkapita anggota individu masyarakat yang tinggi tersebut menyisakan masalah pada kehidupan “orang biasa” dalam hal ini berkaitan dengan ketersediaan lowongan pekerjaan, distribusi pendapatan dan penghapusan kemiskinan secara mendasar. Bisa diasumsikan, jika ketiga faktor itu mengalami penurunan, maka sangat sulit untuk menilai itu semua merupakan hasil dari pembangunan, meskipun pendapatan perkapita naik berlipat.
Pembangunan secara sederhana bisa diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Peningkatan taraf hidup bagi Seers (1969) merupakan upaya pembangkitan dari kemiskinan dan ketidak adilan. Ini terlihat dari definisinya mengenai pembangunan yang berarti upaya membangkitkan masyarakat dari kemiskinan, tingkat melek huruf yang rendah, pengangguran dan ketidakadilan sosial.
Pembangunan, kata Scott Cambell (1996), seorang Profesor di Michigan University, adalah menjaga keseimbangan sebuah segi tiga, agar titik beratnya tetap di tengah. Ada tiga sudut segi tiga dimana satu tudungnya bertengger pertumbuhan ekonomi. Di tudung berikutnya adalah kelestarian alam dan pada tudung yang terakhir adalah keadilan sosial. Membangun berarti mengelola tiga macam kepentingan tersebut yang selalu tarik menarik dan tolak-menolak dalam perebutan prioritasnya masing-masing.
Cambell menyebutkan bahwa yang di tengah segitiga, yang diharapkan sebagai titik berat yang menyeimbangkan semua, adalah pencapaian idela yang disebut “pembangunan berkelanjutan” (sustainable development). Artinya, suatu pembangunan yang sekaligus menguntungkan, hijau dan Adil. Konflik kesejahteraan, ekologis dan keadilan dalam gerak pembangunan diakui sebagai sesuatu yang abadi dan berlaku global, tidak mengenal waktu dan tempat. Karena itu, tidak boleh dihindari atau ditutupi tapi harus dibuka guna mendorong prakarsa kreatif dan kolektif menuju pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan sosial.
Lebih tajam lagi Roger (1979) memandang pembangunan sebagai suatu bentuk perubahan sosial yang dinyatakannya dengan mendefinisikannya sebagai proses perubahan sosial yang bersifat partisipatori secara luas untuk memajukan keadaan sosial dan kebendaan termasuk keadilan yang lebih besar, kebebasan, dan kualitas yang dinilai tinggi melalui perolehan mereka akan control yang lebih besar terhadap lingkungan.
Jelas sekali bahwa pembangunan hendaknya tidak diartikan semata untuk peningkatan kehidupan materi saja melainkan non materi pula, agar dapat mencerminkan keseluruhan aspek kehidupan termasuk aspek non materi. Aspek non materi pembangunan berbentuk proses perolehan pengetahuan, informasi, dan keterampilan-keterampilan baru.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Pembangunan dan Ruang Lingkupnya"
Post a Comment