Salah satu indikator dari dimensi budaya adalah sikap. Sikap merupakan suatu bentuk aktifitas akal dan pikiran yang ditujukan pada objek tertentu dan menghasilkan suatu pilihan atau ketetapan hati terhadap objek tersebut (Moenir, 2001:142). Sikap sering digunakan untuk mendeskripsikan orang atau menjelaskan perilaku seseorang.
Sikap menurut Luthans (2006:236) dapat ditandai dengan tiga cara yaitu:
- sikap cenderung bertahan kecuali ada sesuatu dilakukan untuk mengubahnya,
- sikap dapat mencakup rangkaian dari yang sangat disukai sampai yang sangat tidak disukai,
- sikap diarahkan pada beberapa obyek di mana orang memiliki perasaan “pengaruh” dan kepercayaan.
Lebih lanjut Luthans (2006:236) menyatakan bahwa sikap terdiri dari komponen dasar yaitu emosi, informasi, dan perilaku. Emosi mencakup perasaan seseoran yang dapat bersifat positif, netral, atau negatif tentang sesuatu obyek. Komponen informasi terdiri dari kepercayaan (belief) dan informasi yang dimiliki mengenai suatu obyek.
Sedangkan komponen perilaku terdiri dari kecenderungan seseorang untuk berperilaku tertentu terhadap sesuatu obyek. Sedangkan Gibson dalam Sedarmayanti (1996:144) menyatakan bahwa “sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang”.
Mengenai perubahan sikap, memang dapat dimungkinkan melalui interaksi sosial, apalagi dalam suatu organisasi yang interaksi sosialnya dapat berjalan secara teratur dan berkesinambungan karena kelompok kerja yang bersifat tetap.
Menurut Jurgensen dalam Moenir (2001:147) ada 4 macam cara dalam interaksi sosial yang dapat mengubah sikap yaitu:
- Adopsi yaitu penyerapan dari peristiwa atau kejadian yang berulang-ulang sehingga dapat merasuk ke dalam jiwanya dan mempengaruhi sikap semula terhadap suatu objek. Sebagai contoh dalam organisasi yaitu adanya budaya kerja yang telah lama hidup dalam organisasi yang bersangkutan. Mula-mula orang merasa asing terhadap budaya kerja itu, akan tetapi lama kelamaan dapat terserap dan mempengaruhi sikapnya.
- Diferensiasi; Dengan bertambahnya masa kerja, pengalaman, pengetahuan yang diperoleh dalam organisasi kerja mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan dan lingkungannya.
- Integrasi yaitu peleburan sikap tertentu terhadap suatu objek, menjadi sikap baru sebagai perubahan sikap lama atau pembentukan sikap.
- Trauma yaitu suatu pengalaman yang sangat membekas dalam jiwanya yang tidak dapat dilupakan selama hidup. Jika pengalaman yang menjadi trauma itu terjadi dalam lingkungan kerja maka dapat mengubah sikap terhadap pekerjaan itu baik sebagian maupun seluruhnya.
Belum ada tanggapan untuk "3 Cara Mengetahui Sikap dan Kompenennya"
Post a Comment