Media
massa sebagai salah satu sub-sistem sosial secara historis dan filosofis
dibangun demi memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Sebagaimana dalam kajian
teori komunikasi massa dimana media massa diposisikan sebagai agen pembaharuan.
Posisi tersebut memang tidak berlebihan karena media massa memiliki potensi dalam
mempengaruhi alam pikiran publik. Dengan demikian publik merindukan publikasi
media massa yang sehat, jujur dan memiliki resposibilitas terhadap kehidupan
social yang lebih baik.
Terdapat
kesenjangan antara dunia idealitas media massa dengan realitas operasional
media massa. Beberapa pemerhati media massa merasa pesimis dan skeptis terhadap
kembalinya otoritas nilai idealisme media di dunia praksis. Sebut saja misalnya
skeptic dikemukakan oleh Agus Sudibyo dalam bukunya, Politik Media dan Pertarungan
Wacana, bahwa mengidentikkan reformasi media pasca- 1998 dengan sebuah proses
demokratisasi merupakan sebuah kekeliruan. Kini kita menyaksikan lahirnya
pers-pers partisan yang hanya menyeruakan kepentingan dan versi para pemiliknya
dan bernafsu menghabisi lawan-lawan politiknya.
Menurut
Agus Sudibyo, revolusi Mei 1998 merupakan bagian dari revolusi yang lebih besar
yakni revolusi kapitalisme global yang bersumber pada kaidah-kaidah
neoliberalisme ekonomi global. Sebagai bagian dari proses liberalisme ekonomi
global, kebebasan pers pasca Orde Baru sangat mungkin akan semakin mengarah
pada suatu kebebasan pers yang berpihak pada kepentingan ekspansi dan akumulasi
modal. Dengan perkataan lain, kini telah terjadi peralihan dari era state
regulation menuju market regulation ternyata menjadi sebuah dilema. Dalam
banyak segi state regulation bersifat kontaproduktif bagi demokrasi. Namun pada
saat yang sama ketika state regulation dihapuskan, pers cenderung keluar
dari jalurnya dan tidak dapat bersikap proporsional dalam menjalani
fungsi-fungsinya. Sementara kepentingan-kepentingan market regulation cenderung
bersikap kompromistis terhadap fenomena pers tersebut.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Potensi media massa mempengaruhi alam pikiran publik"
Post a Comment