Cara kita mengatasi konflik adalah persoalan kebiasaan dan pilihan. Sangat mungkin melakukan perubahan pada respon kebiasaan dan melakukan penentuan pilihan-pilihan tepat. Resolusi konflik adalah istilah konfrehensif yang mengimplikasikan bahwa ada upaya yang dilakukan untuk memperhatikan akar dari suatu konflik dan usaha penyelesaiannya.
Usaha ini bermakna tercapainya kesepakatan antara pihak-pihak yang yang bertikai dan memungkinkan mereka untuk mengakhiri konflik. Tujuan penyelesaian konflik adalah mentransformasi konflik dengan kekerasan yang ada atau berpotensi untuk ada, menjadi proses perubahan sosial dan politik yang penuh damai (tanpa kekerasan).
Wiliam Chang (Riadi, dkk;24) mengatakan bahwa dalam kondisi dan situasi konflik yang menyebar di Indonesia, tiga langkah untuk mengatasi konflik tersebut, yaitu
- Menggunakan kekuasaan secara bijaksana untuk mencegah menyebarnya konflik ke wilayah lainnya;
- Memperlancar usaha-usaha sosial, ekonomi dan politik kepada kedua belah pihak yang bertikai untuk menurunkan ketegangan atau situasi panas yang dialaminya dengan cara menggunakan metode persuasif;
- Menghindar dari konflik yang berkepanjangan. Sikap ini adalah sifat arif yang harusnya dimiliki oleh masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik terbuka dan berkepanjangan di antara mereka.
Boundling (Liliweri, 2005: 301-303) mengawali diskusinya tentang metode mengakhiri konflik, yakni:
- Menghindari konflik, yaitu menawarkan sebuah kemungkinan pilihan sebagai jawaban terbaik. Tapi harus diperhatikan, langkah ini hanya bersifat sementara agar dua pihak saling mencari jalan terbaik untuk mengakhiri konflik. Langkah pertama manajemen konflik adalah mengakui bahwa situasi konflik itu memang benar ada, dan konflik tidak dapat ditolak sehingga harus diselesaikan.
- Menaklukkan, atau mengeliminasi konflik adalah proses pengerahan semua kekuatan untuk mengaplikasikan strategi perlawanan terhadap konflik yang terjadi dalam komunitas, dengan mengajukan program penyelesaian baru yang belum pasti diakui oleh satu pihak.Fasilitasi komunikasi dengan memperbarui komunikasi, membuka diskusi bebas yang melibatkan semua anggota, melakukan komunikasi yang akurat dan memanfaatkan umpan balik dengan negosiasi.
- Mengakhiri konflik sesuai prosedur, termasuk rekonsiliasi, kompromi dengan memberikan jaminan tertentu..Negosiasi adalah teknik yang digunakan dalam penyelesaian pelbagai sengketa, paling banyak digunakan untuk memecahkan masalah komunitas (Schilt, 1974).
Beberapa prinsip yang digunakan dalam negosiasi sebenarnya berbasis pada teknik negosiasi dalam bidang bisnis, menurut Nierenberg (1968), dalam hubungan bisnis, yang diutamakan adalah kepuasan relasi antara dua pihak. Negosiasi memang sangat dibutuhkan untuk membangun kebersamaan dalam bisnis, karena negosiasi akan membentuk sikap kooperatif. (Liliweri, 2005: 301-303)
Para pemerhati konflik mengemukakan bahwa kompromi merupakan jalan terbaik untuk mengakhiri konflik. Boundling menawarkan kompromi dengan penyelesaian sebagai berikut. Kompromi harus dipahami sebagai penyesuaian dan modifikasi yang mendekati teritori, nilai, tujuan, atau kebijakan yang melibatkan kedua belah pihak.
Tahapan negosiasi merupakan tahapan awal yang dapat dilakukan melalui proses musyawarah dan bila tahapan ini gagal mencapai kesepakatan, maka dilanjutkan ke tahap kedua yang melibatkan mediator yaitu proses mediasi, dan tahapan arbitrase untuk mendapatkan win-win solution dilakukan bila tahapan mediasi gagal, serta proses litigasi merupakan alternatif pilihan terakhir bila ketiga tahapan sebelumnya gagal.
Chang mengutip pendapat Boff mengatakan bahwa ada lima jenis etika yang sangat mendesak untuk diwujudkan dalam masyarakat dunia baru, yaitu :
- Etika Empati, dimana setiap manusia perlu saling melihat dan memperhatikan sesama manusia dengan hati yang tulus ikhlas;
- Etika Solidaritas yakni setiap manusia perlu memiliki sikap kepedulian sosial kepadasiapa saja yang sedang mengalami kesulitas;
- Etika Tanggung jawab yaitu setiap manusia mengutamakan tanggung jawab terhadap pemikiran, ucapa, dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari;
- Etika Dialog yaitu setiap individu atau kelompok manusia senantiasa perlu melakukan dialog untuk membicarakan secara terbuka, tulus, ikhlas dan serius tentang masalah kehidpan, kebenaran, kabaikan dan keselamatan umat manusia;
- Etika Suci yaitu setiap individu atau kelompok memahami, memiliki dan mematuhi nilai-nilai universal yang berlaku dalam setaip waktu dan ruang serta kondisi. (Riadi,2008;26).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Teori Resolusi atau Penyelesaian Konflik"
Post a Comment