Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes (tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan) maupun non-tes. Dalam pelaksanaan tes maupun non-tes tersebut akan berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
Dalam pelaksanaan tes lisan, Anda harus memperhatikan tempat atau ruangan tes yang akan digunakan. Tempat ini harus terang, enak dipandang dan tidak menyeramkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Anda harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan komunikatif, tetapi bukan berarti menciptakan suasana tes lisan menjadi suasana diskusi, debat atau ngobrol santai. Komunikatif dimaksudkan agar Anda dapat mengarahkan jawaban peserta didik, terutama bila jawaban itu tidak sesuai dengan apa yang kita maksudkan, sebaliknya bukan dengan membentak-bentak peserta didik. Mengarahkan berbeda dengan membantu. Mengarahkan berarti memberi pengarahan secara umum untuk mencapai tujuan, sedangkan membantu berarti ada kecenderungan untuk memberi bunyi jawaban kepada peserta didik, karena ada rasa simpati, kasihan, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan tes lisan, Anda tidak boleh membentak-bentak peserta didik dan dilarang memberikan kata-kata yang merupakan kunci jawaban. Ada baiknya, sebelum tes lisan dimulai, Anda menyiapkan pokok-pokok materi yang akan ditanyakan, sehingga tidak terkecoh oleh jawaban peserta didik yang simpang siur. Ketika peserta didik masuk dan duduk di tempat ujian, Anda hendaknya tidak langsung memberikan pertanyaan-pertanyaan, karena yakinlah bahwa siapapun yang menghadapi ujian atau tes lisan pasti ada perasaan gugup. Oleh sebab itu, pada waktu mulai tes lisan (lebih kurang 2 – 3 menit), Anda harus dapat menciptakan kondisi peserta didik agar tidak gugup, seperti menanyakan identitas pribadi, pengalaman, kegiatan sehari-hari, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan tes tertulis, Anda juga harus memperhatikan ruangan atau tempat tes itu dilaksanakan. Ruangan dan tempat duduk peserta didik harus diatur sedemikian rupa, sehingga gangguan suara dari luar dapat dihindari dan suasana tes dapat berjalan lebih tertib. Anda atau panitia ujian harus menyusun tata tertib pelaksanaan tes, baik yang menyangkut masalah waktu, tempat duduk, pengawas, maupun jenis bidang studi yang akan diujikan. Perbandingan alokasi waktu dengan jumlah soal harus sesuai dan proporsional. Begitu juga tempat duduk peserta didik harus direnggangkan satu dengan lainnya untuk menghindari peserta didik saling menyontek. Pengawas boleh berjalan-jalan, tetapi tidak boleh mengganggu suasana ujian.
Pembagian soal hendaknya dilakukan secara terbalik agar peserta didik tidak ada yang lebih dahulu membaca. Semua ini harus diatur sedemikian rupa agar pelaksanaan tes tertulis dapat berjalan dengan baik, tertib dan lancar. Pada prinsipnya ketentuan-ketentuan di atas tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tes perbuatan, hanya dalam tes perbuatan terkadang diperlukan alat bantu khusus, misalnya untuk belajar membaca Al-Qur’an diperlukan kitab suci Al- Qur’an, untuk tes praktik sholat dibutuhkan tempat sholat (musholla), dan sebagainya. Untuk itu, dalam pelaksanaan tes perbuatan diperlukan tempat tes yang terbuka dan suasananya bebas.
Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui sikap dan tingkah laku peserta didik sehari-hari dengan menggunakan instrumen khusus, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, skala sikap, skala minat, daftar cek, rating scale, anecdotal records, sosiometri, home visit, dan sebagainya. Anda dituntut tidak hanya mampu membuat dan melaksanakan tes yang baik, tetapi juga harus dapat membuat alat-alat khusus dalam nontes dan melaksanakannya dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik, selain menggunakan tes tertulis (pencil and paper test), Anda juga dapat menggunakan tes kinerja (performance test). Di samping itu, Anda dapat menilai hasil kerja peserta didik dengan cara memberikan tugas atau proyek dan menganalisis semua hasil kerja dalam bentuk portofolio. Anda diharapkan tidak hanya menilai kognitif peserta didik, tetapi juga non-kognitif, seperti pengembangan pribadi, kreatifitas, dan keterampilan interpersonal, sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif dan utuh.
Realitas menunjukkan bahwa tidak ada satu teknik dan bentuk evaluasi yang dapat mengumpulkan data tentang keefektifan pembelajaran, prestasi dan kemajuan belajar peserta didik secara sempurna. Pengukuran tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran atau informasi tentang keefektifan pembelajaran dan tingkat penguasaan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai) peserta didik. Hasil evaluasi juga tidak mutlak dan tidak abadi, karena sistem belajar dan pembelajaran terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman belajar peserta didik. Penetapan salah satu teknik dan bentuk evaluasi (misalnya hanya tes objektif) dapat menghambat penguasaan kompetensi peserta didik secara utuh, sehingga tidak memberikan umpan balik dalam rangka diagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi :
- Data pribadi (personal) peserta didik, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat, dan lain-lain.
- Data tentang kesehatan peserta didik, seperti : penglihatan, pendengaran, penyakit yang sering diderita, kondisi fisik dan sebagainya.
- Data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik di sekolah.
- Data tentang sikap (attitude) peserta didik, seperti sikap terhadap sesama teman sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap terhadap guru dan kepala sekolah, sikap terhadap lingkungan sosial, dan lain-lain.
- Data tentang bakat (aptitude) peserta didik, seperti ada tidaknya bakat di bidang olah raga, keterampilan mekanis, manajemen, kesenian, keguruan, dan sebagainya.
- Persoalan penyesuaian (adjustment), seperti kegiatan anak dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olah raga, kepanduan, dan sebagainya.
- Data tentang minat (intrest) peserta didik.
- Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru dan orang tua sesuai dengan kesanggupan anak.
- Data tentang latar belakang keluarga peserta didik, seperti pekerjaan orang tua, penghasilan tetap tiap bulan, kondisi lingkungan, hubungan peserta didik dengan orang tua dan saudara-saudaranya, dan sebagainya.
Dari jenis-jenis data di atas jelas kiranya bahwa banyak data yang harus dikumpulkan dari lapangan melalui kegiatan evaluasi. Pengumpulan data ini harus diperhitungkan dengan cermat dan matang serta berpedoman kepada prinsip dan fungsi evaluasi itu sendiri. Ada kecenderungan pelaksanaan evaluasi selama ini kurang begitu memuaskan (terutama) bagi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain : (a) proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan pada peserta didik, baik secara langsung maupun tidak langsung, (b) penggunanan teknik dan prosedur evaluasi yang kurang tepat berdasarkan apa yang sudah dipelajari peserta didik, (c) prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian skor cenderung tidak adil dan tidak objektif, dan (d) cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari pembelajaran.
Jika semua data sudah dikumpulkan, maka data itu harus diseleksi dengan teliti, sehingga Anda dapat memperoleh data yang baik dan benar. Sebaliknya, bila data yang terkumpul tidak diseleksi lagi, maka ada kemungkinan data itu tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, bahkan mungkin pula bertentangan, sehingga mengakibatkan kekaburan atau kekurangjelasan dari apa yang diharapkan. Data yang harus diseleksi tidak hanya data dari hasil evaluasi, tetapi juga data yang diperoleh dari pihak lain tentang peserta didik. Namun demikian, tidak semua data yang diperoleh pasti mempunyai kesalahan. Jika Anda sendiri yang melaksanakan evaluasi itu, tentu Anda akan lebih berhati-hati dalam memilih dan menggunakan teknik dan alat evaluasi.
Ada beberapa hal yang memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data, yaitu:
- Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan karena kurang sempurna alat-alat evaluasi. Misalnya, pada data yang berupa skor tes, mungkin tes yang dipergunakan kurang baik, tidak valid, tidak reliabel, tidak praktis, dan sebagainya. Pada data yang berupa hasil-hasil observasi, mungkin pedoman observasinya kurang jelas, data hasil observasi kurang lengkap atau tidak melukiskan variabel yang harus diobservasi. Prosedur verifikasinya adalah meneliti kembali alat-alat evaluasi yang digunakan dalam pengumpulan data. Apakah alat-alat evaluasi tersebut sudah cukup baik atau belum ? Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata tidak ada kekeliruan, berarti kesalahannya bukan bersumber dari alat evaluasi yang digunakan. Oleh sebab itu, pemeriksaan harus dilanjutkan pada sumber kesalahan yang lain.
- Kesalahan-kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya prosedur pelaksanaan evaluasi yang dilakukan. Misalnya, pada data yang berupa skor tes, mungkin pada waktu pelaksanaan tes tersebut terjadi peristiwa-peristiwa yang berlawanan dengan kelaziman-kelaziman yang biasa, pengawasan kurang ketat, kondisi tempat pelaksanaan tes kurang nyaman, cahaya kurang terang, dan sebagainya. Prosedur verifikasinya adalah meninjau kembali komponen-komponen yang terkait dalam pelaksanaan evaluasi, syarat-syarat pelaksanaan evaluasi, dan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan evaluasi. Jika disini tidak ditemukan sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan, maka pemeriksaan harus dilanjutkan pada sumber kesesatan yang lain.
- Kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh kurang sempurnanya cara pencatatan hasil evaluasi. Misalnya, pada data yang berupa skor tes kemungkinan kita sudah menjumlahkan skor yang dicapai peserta didik. Prosedur verifikasinya adalah meneliti kembali pencatatan skor yang telah dilakukan, seperti ada tidaknya kekeliruan pada waktu mencatat hasil evaluasi, ada tidaknya kekeliruan dalam pemberian skor, dan ada tidaknya kekeliruan dalam menjumlahkan skor setiap peserta didik. Jika disinipun tidak ditemukan kesalahan, berarti data yang dikumpulkan itu tidak mengandung kesalahan. Hal-hal semacam inilah yang diperlukan dalam menyeleksi dan meneliti data yang diperoleh.
Belum ada tanggapan untuk "Memahami Proses Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran"
Post a Comment