Prof. Bintarto (1990) menyatakan bahwa kota merupakan sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan tinggi, struktur sosial ekonomi yang heterogen, dan memiliki corak kehidupan yang materialistik. Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan, serta penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat.
Amos Rapoport mengutip Jorge E. Hardoy (dalam Sundari, 2005) yang menggunakan 10 kriteria secara lebih spesifik untuk merumuskan kota sebagai berikut :
- Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan tempat,
- bersifat permanen,
- kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
- struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh jalur jalan dan ruang ruang perkotaan yang nyata
- tempat di mana masyarakat tinggal dan bekerja
- fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administratif atau pemerintahan, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama.
- heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat.
- pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di luar kota dan memproses bahan mentah untuk pemasaran yang lebih luas.
- pusat pelayanan (service) bagi daerah-daerah lingkungan setempat.
- pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah hidup perkotaan pada masa dan tempat itu.
Menurut Hatt dan Reis (dalam Sundari, 2005) bahwa kehadiran kota untuk memenuhi kebutuhan sosial dan kegiatan ekonomi penduduk yang selalu berkembang. Hal ini untuk mendukung dan melayani fungsi-fungsi kota yang saling mempengaruhi sebagai berikut :
- Kota sebagai pusat berbagai kegiatan untuk daerah sekitarnya. Kota-kota ini cenderung merupakan ruang produktif yang luas.
- Kota sebagai penyedia transportasi dan merupakan break of bulk. Transportasi kota merupakan break of bulk, merupakan pelayanan sepanjang rute transportasi sehingga daerah-daerah terpencil pun dapat dicapai dengan mudah karena letak jalur transportasi kota yang strategis.
- Kota sebagai titik konsentrasi pelayanan khusus.
Dalam perjalanannya, kota mengalami perkembangan yang sangat pesat akibat adanya dinamika penduduk, perubahan sosial ekonomi, dan terjadinya interaksi dengan wilayah lain. Menurut Imam Ernawi (dalam Dwihatmojo, 201) menyatakan bahwa perkembangan fisik ruang kota sangat dipengaruhi oleh urbanisasi.
Perkembangan urbanisasi di Indonesia dapat diamati dari 3 (tiga) aspek :
pertama, jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan (kini mencapai 120 juta dari total 230 juta jiwa); kedua, sebaran penduduk yang tidak merata (hampir 70% di Jawa dengan 125 juta jiwa dan di Sumatera dengan 45 juta jiwa); serta, ketiga, laju urbanisasi yang tinggi, dimana kota-kota metropolitan, seperti: Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan Makassar.
Koestoer (dalam Sugiharto, 2008) menyatakan bahwa kota sebagai perwujudan spasial cenderung mengalami perubahan (fisik dan nonfisik) dari waktu ke waktu. Dua faktor yang utama yang sangat berperan dalam perubahan-perubahan tersebut yaitu faktor penduduk dan aspek kebijakan. Faktor penduduk yang paling penting adalah kuantitasnya. Aspek-aspek kependudukan mencakup kondisi sosial yang luas, seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, dan tekhnologi. Secara umum kota merupakan tempat bermukim, bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lain yang mengalami banyak kemajuan fisik. Secara keruangan, sebagai tempat pusat kegiatan yang selalu berkembang, kota sebagai kesatuan ruang artifisial selalu menimbulkan berbagai masalah dalam perencanaan penataan ruangnya, masalah tersebut meliputi masalah kependudukan, social ekonomi, linkungan permukiman, administrasi, dan transportasi. Benturan antara kebutuhan manusia dan kemampuan lahan kota dalam memenuhi kebutuhan manusia seringkali menimbulkan konflik antara lingkungan dan manusia di kawasan perkotaan terutama terciptanya pola keruangan kota yang tidak terkendali dan menimbulkan masalah-masalah baru terkait dengan keamanan, kenyamanan, produktivitas lahan, kreatifitas, dan keberlanjutan keruangan kota tersebut.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Kota dan ciri-cirinya"
Post a Comment