Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Jadi, kita membatasi diri pada asal‐usul kata ini, maka ‘etika’ berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut Bertens (1993, hal. 6‐7) pengertian etika ada tiga pengertian, yaitu:
- Etika bisa dipakai dalam arti nilai‐nilai dan norma‐norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya jika orang berbicara tentang ‘etika suku‐suku Indian’, ‘etika agama Budha’, ‘etika Protestan’ Secara singkat arti ini bisa dirumuskan sebagai ‘sistem nilai’.
- Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Misalnya ’etika Rumah Sakit Indonesia’ Etika Pariwara’. Disini jelas ’etika’ jelas dimaksudkan kode etik.
- Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Jadi etika bsa juga diartikan cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik‐buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan‐gerakan, kata‐kata dan sebagainya. Sedangkan motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan/tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan tak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.
Ruang lingkup etika meliputi bagaimana caranya agar dapat hidup lebih baik dan bagaimana caranya untuk berbuat baik serta menghindari keburukan. Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika normatif.
Etika deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat. Contohnya sejarah etika. Etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik dan yang buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak. Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
Etika umum membicarakan prinsip‐ prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya.
Etika khusus adalah pelaksanaan prinsip‐prinsip umum, seperti etika pergaulan, etika dalam pekerjaan, dan sebagainya.
Moral berasal dari kata latin “mos” jamaknya “mores” yang berarti adat atau cara hidup. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam penilaian sehari‐hari ada sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. Frans Magnis Suseno (1987) membedakan ajaran moral dan etika.
Ajaran moral adalah ajaran‐ajaran, wejangan‐wejangan, khotbah‐khotbah, peraturan‐peraturan lisan atau tulisan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah pelbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, para pemuka masyarakat dan agama, dan tulisan para bijak. Etika bukan sumber tambahan bagi ajaran moral tetapi filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.
Jadi etika dan ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika melainkan ajaran moral. Etika mau mengerti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. Norma ialah alat tukang kayu atau tukang batu yang berupa segi tiga.
Kemudian norma berarti sebuah ukuran. Pada perkembangannya norma diartikan garis pengarah atau suatu peraturan. Misalnya dalam suatu masyarakat pasti berlaku norma umum yaitu norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Antara Etika, Moral, Dan Norma"
Post a Comment