Pengemasan dibidang farmasi
Strip packaging merupakan teknik pengemasan yang sudah berlangsung lebih dari seperempat abad. Semua solid form dibidang farmasi termasuk pill, tablet, capsul, lozenges, dikemas dengan system ini. Tetapi yang paling umum menggunakan cara ini adalah tablet dan capsul.
Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas/bawah, dan kemudian di seal dan di cut. Pemilihan dari material harus tepat, agar tidak ada migrasi dari produk keluar. Produk akan jatuh kedalam mold yang panas, kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Size dan kedalaman dari mold tersebut harus cukup untuk menampung produk dan membentuk kantong, dan jangan sampai produk tertekan.
Perlu dicek bahwa heat seal cukup efektif. Blister pack : dalam proses ini lembar plastik yang tebal dilewatkan pada rol yang telah dipanaskan, hingga akan terbentu ruang untuk diisi produk. Produk yang akan dikemas kemudian dilepas melalui happer, kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai untuk menutup lembar plastik yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu di cut. Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton box.
Pengemasan bulk produk
Untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material digunakan, multi wall paper sack. Heavy duty bag polyethylene, woven sack polipropylene dan jute bags, tetapi sekarang ini jute bags sudah kurang popular. Multiwall paper sack : terdiri dari beberapa lapisan kertas yang saling menunjang, dengan demikian maka beban yang didukung oleh kantong tersebut akan merata keseluruh lapisan. Jumlah lapisan bisa antara 2 sampai dengan 6 lapis.
Dengan menggunakan beberapa lapisan kertas yang agak tipis adalah lebih fleksibel dan kuat daripada menggunakan satu atau dua lapisan kertas yang tebal. Multiwall paper bag dapat digunakan untuk berbagai produk terutama yang berbentuk bubuk.
Heavyduty polyethylene Bag
Pertama kali penggunaan polyethylene bag secara komersial terjadi pada tahun 1958 untuk mengemas pupuk ukuran 25 Kg. Bahan yang digunakan tebal sekitar 250 mikron, tetapi dengan perkembangan teknologi, dengan kekuatan yang sama, maka ketebalan yang digunakan kurang dari 200 micron. Dan lagi grade yang digunakan tidak hanya C4 tetapi C6 dan C8, kelebihan produk ini adalah waterproof.
Woven plastik bag
Woven bag dibuat dari pita porylene yang kemudian dijahit dan terbentuk seperti kain, dan dibuat kantong dari kain tersebut, lalu digunakan PE linear, menyebabkan woven sack waterproof.
Kemas snack food
Pangsa pasar snack food di Amerika Serikat : US$ 25 miliar, sedang makanan yang gurih sekitar 40% atau US$ 10 miliar. Nilai kemas fleksibel yang digunakan sekitar 20% dari total production cost. Untuk makanan gurih potato chips memiliki pangsa sekitar 50%. Dalam rangka kompetisi snack producer yang besar menggunakan beberapa converter, dengan tugas masing-masing mencetak kreasi yang berlainan sebagai usaha promosi.
Animo dari konsumen, lebih bersifat regional karakter dan termasuk disain dari kertas yang digunakan. Meskipun beberapa pengusaha besar dibidang snack food, beroperasi dari beberapa regional plant di keseluruhan negeri, tetapi memelihara distribusi network relative pendek, dan memerlukan shelf life bisa mencapai enam bulan. Untuk pengusaha kecil dan menengah, memiliki pangsa pasar yang lebih besar, dengan shelf life antara 20 hari sampai dengan 40 hari. Pangsa pasar pengusaha besar +/- 20%. Dalam pengembangan pasar snack food terkadang konsumen agak cepat jenuh.
Oleh sebab itu diperlukan idea dan inovasi untuk memproduksi berbagai macam produk dalam lot yang kecil, untuk mengantisipasi permintaan pasar. Dan yang penting dalam usaha tersebut mengdiversifikasi kemasan tanpa merusak citra produk. Berbagai macam fungsi harus memperbaiki, proteksi dan preservasi dari produk, packaging operasi, sanitasi dan ekonomi.
Pengemasan buah dan sayuran
Setelah panen fungsi physologi seperti pernafasan pada buah dan sayuran masih terus berlangsung. Salah satu cara untuk preservasi produk tersebut, adalah controlled atmosphere (CAJ) preservation method. Dengan cara ini, gas yang ada di lingkungan produk dapat dikontrol pada temperatur rendah, kurangi kadar O2 dan ditambah CO2, untuk mengendalikan pernafasan dan mempertahankan kualitas dari produk tersebut untuk jangka waktu yang lama.
Bila buah dikemas dalam kantong polyethylene, komposisi udara didalam kemasan akan mengubah pernafasan yang berlebihan, buah berkerut dan nilai buah tersebut sebagai produk akan menurun. Bila kadar O2 meningkat, maka warna buah berubah, dan bila kadar CO2 meningkat maka rasa akan berubah.
Low density polyethylene film dengan ketebalan kurang dari 20 micron agak lumayan untuk pengemasan sayuran, karena permeability yang tinggi terhadap gas dan uap air. Namun demikian sulit diaplikasikan, film tersebut agak rapuh dan mudah sobek.
Menurut penelitian high density polyethylene dengan ketebalan 10 micron sudah memberikan hasil yang memuaskan dalam pengemasan buah jeruk. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam aplikasi pengemasan buah dan sayuran sebagai metode CA, dengan menggunakan film LDPE maupun HDPE dihadapkan humidity yang cukup tinggi di Indonesia.
Pengemasan Kopi
Dewasa ini kemas fleksibel merupakan alternative utama dalam pengemasan bubuk kopi, ditinjau dari sei harga, berat maupun ruang yang dipakai. Pada saat dipanggang biji kopi masih tetap mengandung gas CO2 yang terperangkap didalamnya. Selama digiling menjadi bubuk segera sepertiga CO2 menguap, sedang sepertiga lagi selama kurang lebih 45 menit lagi terlepas dari ikatan bubuk kopi.
Dalam waktu tisak terlalu lama, produk tersebut harus segera dikemas dengan secara rapat, untuk menghindari intervensi dari gas oksigen yang akan bereaksi dengan konstituer dari aroma kopi yang akan menghasilkan rasa yang kurang enak. Selama dalam proses sebelum dikemas, sebagian kecil dari aroma kopi ikut menguap bersamaan dengan gas CO2. yang perlu mendapat perhatian dalam pengemasan kopi adalah untuk menghindarkan masalah gas oksigen kedalam produk.
Dan kemas yang dianjurkan heat sealed laminate, PET/PE/Aluminium foil/PE. Polyethylene digunakan sebagai heat seal layer. Aluminium berperan gas barrier. Sedang polyester film selain sebagai tough outer layer, untuk menghindari kebocoran, juga berperan sebagai gas barrier. Sebelum dikemas sebaiknya didinginkan dalam aliran udara segar, untuk mengurangi jumlah gas CO2 yang terperangkap.
Atas pertimbangan biaya, maka aluminium foil biasanya diganti dengan metalized PET sedangkan LDPE diganti dengan LLDPE agar diperoleh kemas yang lebih kuat,sedang heat seal yang baik, LLDPE dicampur LDPE.
Kemasan Retort
Manufaktur dari retort food, terdiri atas peralatan untuk mengucapkan produk, filling dan sealing machines dan retort equipment.
Penyiapan kemas retort pouches bisa dalam bentuk fabricated ataupun, pouches diisi dan dibentuk dalam mesin dari stock film. Basic material yang digunakan untuk produk ini harus merupakan packaging material yang heat resistance.
Material yang umumnya digunakan adalah berbagai macam antara lain variasi komposisi dari aluminium foil, polyester, polyprolylene, polyvinylidence chloride dan vinyl acetate copolymer. Untuk kemasan yang relatif besar, biasanya menggunakan empat lapis dan harus tahan terhadap drop test. Standing pouches biasanya menggunakan aluminium foil tapi juga dengan empat lapis laminate. Standing pouches yang tidak menggunakan aluminium foil, menggunakan polyester film untuk lapisan luar untuk memperbaiki posisi self standingnya.
Untuk adhesive dan lain-lain banyak kasus menggunakan polyurethane type adhesive. Wadah semi rigid menggunakan aluminium foil dilaminasi dengan polypropylene dan menggunakan epoxy resin sebagai lapisan pelindung. Sedang lid komposisinya sama dengan wadahnya. Lid iniharus dibuat easy-open.
Belum ada tanggapan untuk "Macam-macam pengemasan sesuai peruntukkannya"
Post a Comment