Salah satu perubahan besar yang terjadi pada umat manusia di dunia disebabkan oleh perubahan manajemen. Peter F. Drucker, sebagai Bapak Manajemen Modern mengatakan bahwa “manajemen adalah penemuan terbesar abad ke-21.
Secara teoretis, ilmu manajemen yang semula merupakan bagian dari ilmu ekonomi sudah berkembang sampai generasi kelima. Savage mengatakan bahwa manajemen telah sampai pada generasi kelima dengan nama “Human Networking Management.”
Pada generasi kelima, manajemen sudah sepenuhnya menggunakan jaringan manusia berbasis komputer. Hal ini berbeda dari manajemen pada generasi sebelumnya (generasi pertama sampai generasi keempat).
Manajemen generasi pertama yang dinamakan “Jungle Management” digunakan pada institusi yang masih sederhana dengan ciri tidak ada pembagian tugas yang jelas. Kegiatan dijalankan tanpa perencanaan dan lebih bersifat naluriah.
Selanjutnya pada manajemen generasi kedua atau yang dinamakan “Management by Direction” yang dikembangkan oleh ilmuwan antara lain Terry, Taylor, Gullick, Koontz et al, dan para pakar seangkatannya. Ciri utama manajemen generasi kedua adalah dominannya peran kepemimpinan dalam menentukan keberhasilannya.
Sebagian besar organisasi pemerintah masih menggunakan model manajemen generasi kedua. Hal ini ditandai dengan dominannya peran pimpinan unit atau lembaga dalam mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan kegiatannya. Di Indonesia, praktik ini diperkuat pada masa pemerintahan Orde Baru yang menggunakan manajemen militer dalam mengelola negara.
Tahapan selanjutnya adalah manajemen generasi ketiga yang dinamakan “Management by Objective” dengan tokoh utamanya Peter F. Drucker. Lima langkah dalam manajemen berdasarkan sasaran menurut Drucker adalah sebagai berikut :
- determine or revise the organizational objectives;
- translating the organizational objectives to employees;
- stimulate the participation of employees in determining of the objectives;
- monitoring of progress;
- evaluate and reward achievement.
Ciri utama manajemen generasi ketiga adalah mengutamakan hasil (kuantitas), tetapi belum memberi perhatian pada kualitas.
Berlanjut ke manajemen generasi keempat yang dinamakan “Total Quality Management” dengan ciri mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. Tokohnya antara lain adalah W.Edwards Deming,Joseph M Juran, serta Brian L. Joiner. Manajemen mutu total membagi lingkaran kedalam empat kategori yakni: Plan; Do; Check; Act atau PDCA.
Idealnya, perubahan pada aspek manajemen diikuti dengan perubahan pada aspek organisasi dan sebaliknya sehingga diperoleh perubahan yang seimbang dan selaras. Dalam kenyataannya, perubahan manajemen ternyata tidak diikuti oleh perubahan model organisasinya
Artikel keren lainnya:
Contoh perusahaan generasi ke empat
ReplyDelete