Analytical Hierarchy Process atau proses hirarki analitik ini diciptakan oleh Thomas L. Saaty, seorang pakar matematika dari Universittas Pittsburg, Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Pada umumnya AHP dirancang untuk menyaring secara rasional tanggapan orang yang terkait erat dengan suatu permasalahan melalui prosedur yang dibentuk untuk sampai pada skala 25 preferensi diantara beragam alternatif.
AHP menjadi suatu pendekatan analisis yang dipakai untuk mengambil suatu keputusan dari permasalahan-permasalahan yang pelik.
The Analytic Hierarchy Process (AHP) is a basic approach to decision making. It is designed to cope with both the rational and the intuitive to select the best from a number of alternatives evaluated with respect to several criteria. In this process, the decision maker carries out simple pairwise comparison judgments which are then used to develop overall priorities for ranking the alternatives. The AHP both allows for inconsistency in the judgments and provides a means to improve consistency. The analytical Hierarchy Process is a general theory of measurement. It is used to derive ratio scales from both discrete and continuous paired comparisons in multilevel hierarchic structures. The AHP has a special concern with departure from consistency and the measurement of this departure, and with dependence within and between the groups of elements of its structure. It has found its widest applications in multicriteria decision making, in planning and resource allocation, and in conflict resolution.
AHP dapat dikatakan pengukuran karena di dalamnya terdapat kegiatan membandingkan antar pilihan strategis yang telah ada berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan bersama dalam suatu organisasi kemudian pilihan-pilihan tersebut dilakukan penjumlahan dan menghasilkan urutan strategi dari nilai tertinggi sampai terendah.
Dengan kegiatan ini, akan didapat strategi yang sangat tepat untuk dapat diterapkan pada organisasi. Dengan kata lain, AHP sebenarnya mempermudah organisasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan tertentu ataupun dalam penyelesaian suatu masalah. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah.
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variable yang lain.
Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.
The seven pillars of the AHP are:
- Ratio scales, proportionality, and normalized ratio scales;
- Reciprocal paired comparisons;
- Sensitivity of the principal right eigenvector;
- Homogeneity and clustering;
- Synthesis that can be extended to dependence and feedback;
- Rank preservation and reversal; and
- Group judgments.
There are four axioms in the AHP. Briefly and informally they are concerned with the reciprocal relation, comparison of homogeneous elements, hierarchic and systems dependence and with expectations about the validity of the rank and value of the outcome and their dependence on the structure and its extension.
PUSTAKA
- Thomas L. Saaty & Luis G. Vargas, Models, Methods, Concepts & Applications of the Analytic Hierarchy Process, Second Edition, New York: Springer, 2012, hlm 1
- Marimin, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta: Grasindo, 2004, hlm 77
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Konsep Analytical Hierarchy Process (AHP)"
Post a Comment