Teori dua faktor merupakan teori yang dikembangkan oleh psikolog Frederick Herzberg (1959), teori yang dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasonal dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”
Model dua faktor dari motivasi tersebut, dijelaskan sebagai berikut:
- Faktor hygiene atau pemeliharaan yang sifatnya ekstrinsik, yang bersumber dari luar diri seseorang. Herzberg menjelaskan beberapa kondisi dari suatu pekerjaan terutama menyebabkan ketidakpuasan para pegawai bila kondisi dari suatu pekerjaan tersebut tidak ada. Namun hal tersebut tidak membentuk motivasi yang kuat, kondisi ini sebagai maintenance factor. Herzberg juga menjelaskan bahwa banyak diantara kondisi ini sering dirasakan oleh para manajer sebagai faktor yang dapat memotivasi bawahan, tetapi kenyataannya kondisi itu lebih potensial sebagai bukan pemuas kalau kondisi tersebut tidak ada (Bragg, 1982: Gibson. et al. 1997). Herzberg (Whiteset and Winslow, 1967; Gibson et al. 1997) menyebutkan sepuluh faktor pemeliharaan/hygiene factor, yaitu: 1) kebijakan perusahaan dan administrasi, 2) supervisi, 3) hubungan interpersonal dengan supervisor, 4) hubungan interpersonal dengan bawahan, 5) hubungan dengan rekan kerja, 6) gaji, 7) keamanan kerja, 8) kehidupan pribadi, 9) kondisi kerja, 10) status.
- Faktor motivasional sifatnya instrinsik bersumber dari dalam diri seseorang. Herzberg menjelaskan beberapa kondisi kerja membentuk tingkat motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi. Namun jika kondisi ini tidak ada, kondisi tersebut tidak membuktikan munculnya ketidakpuasan (Gerstmann, 2001). Terdapat enam faktor menurut Herzberg (Whiteset and Winslow, 1967; Gibson et al. 1997), yaitu: 1) prestasi (achievement), 2) penghargaan (recognitional), 3) kenaikan pangkat (advancement), 4) pekerjaan itu sendiri (work itself), 5) pertumbuhan pribadi (interpersonal growth), 6) tanggung jawab (responsibility).
Teori dua faktor bukannya tanpa kekuarangan, dan dari beberapa teori motivasi tidak terlepas dari kritik, namun salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg adalah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan pekerjaan pegawai, faktor ekstrinsik apakah yang lebih kuat atau sebaliknya faktor instrinsik. Baron and Greenberg (1990) menyatakan bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan untuk membuktikan teori ini menunjukkan hasil yang beragam. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan apa yang oleh Herzberg disebut sebagai motivator dan hygiene, sama-sama memiliki pengaruh yang kuat baik terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan kerja. Namun demikian teori Dua-Faktor Herzberg masih bisa digunakan untuk menyediakan kerangka yang sangat berguna untuk menggambarkan kondisi-kondisi tertentu dimana orang dapat menemukan kepuasan dan ketidakpuasan kerja.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Teori Dua Faktor dari motivasi"
Post a Comment